RABU, 24 FEBRUARI 2016
Jurnalis: Zulfikar Husein / Editor : ME. Bijo Dirajo / Sumber foto: Zulfikar Husein
ACEH — Pertemuan anggota legislatif Partai Aceh yang berlangsung selama dua hari, Selasa hingga Rabu (23-24/2/2016) di Lhokseumawe, Aceh menghasilkan pembentukan forum bersama untuk memperjuangkan butir-butir memorandum of understanding (MoU) Helsinky yang belum tuntas.
![]() |
Pertemuan Partai Aceh |
“Kita sepakat membentuk sebuah forum yang bernama, Forum Bersama PA Ban Sigom Aceh. Tujuan forum ini untuk menjalin komunikasi secara intens sesama anggota dewan Partai Aceh dari 23 kabupaten kota yang ada,” ujar Halim Abe, Juru Bicara Forum kepada awak media dalam jumpa pers, Rabu (24/2/2016).
Forum tersebut nantinya akan menjadi wadah untuk memperjuangkan butir-butir MoU yang telah dituangkan dalam Undang-undang Pemerintah Aceh (UUPA). Poin penting yang disepakati dalam perjanjian damai itu, hingga saat ini masih ada yang belum dipenuhi oleh Pemerintah Pusat.
“Kita sepakat memperjuangkan UUPA, butir MoU yang belum diberikan terutama terkait kewenangan Aceh. Misal soal bendera, lambang, bagi hasil migas, dan beberapa lainnya,” kata Halim yang juga Juru Bicara Partai Aceh Wilayah Pase itu.
Ia menambahkan, dalam waktu dekat forum bersama tersebut akan segera melakukan upaya melakukan lobi kepada Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA). Selain itu, katanya, forum nantinya juga akan melakukan pressure terhadap Pemerintah Pusat untuk segera merealisasikan janji perdamaian.
“Kalau janji damai yang tertuang dalam UUPA sudah direalisasi semua sesuai MoU Helsinky, maka Aceh akan lebih baik, terlebih MoU Helsinky juga untuk kesejahteraan masyarakat Aceh,” pungkas Halim Abe.
Sebagaimana diberitakan kemarin, ratusan anggota legislatif Partai Aceh, dari 23 kabupaten/kota di Aceh, melakukan pertemuan di Lhokseumawe. Pertemua tersebut dihadiri oleh 127 anggota dewan dari 128 anggota dewan yang berasal dari fraksi PA.