Mempererat Persaudaraan, Nelayan Pesisir Pantai Bakauheni Lestarikan Tradisi Bancakan

SABTU, 30 JANUARI 2016
Jurnalis: Henk Widi / Editor: Gani Khair / Sumber foto: Henk Widi

LAMPUNG— Ratusan masyarakat nelayan di Desa Kelawi Kecamatan Bakauheni Kabupaten Lampung Selatan melangsungkan tradisi bancakan sebagai bentuk rasa syukur atas hasil tangkapan.Tradisi rasa syukur tersebut dilakukan di pinggir pantai yang merupakan tempat para nelayan menambatkan perahu dan menjadi pusat kegiatan warga di wilayah tersebut.

Tradisi bancakan, menyatukan semua keluarga nelayan di pesisir Pantai Bakauheni
Tradisi bancakan dilakukan dengan cara menikmati hasil tangkapan nelayan di sekitar pesisir Pantai Minangruah dan beberapa pulau di sekitar Desa Kelawi. Acara bancakan ini diikuti ratusan warga baik tua maupun muda mudi bahkan anak-anak. 
“Kita lakukan tradisi ini sebagai kearifan lokal warga nelayan yang masih dipertahankan hingga sekarang dan akan tetap dilestarikan untuk menjalin kebersamaan,” ungkap Syarifudin Kepala Desa Kelawi Kecamatan Bakauheni saat dikonfirmasi Cendana News, Sabtu (29/1/2016)
Acara makan bersama yang dilakukan nelayan Minangruah merupakan kegiatan unik yang masih dipertahankan masyarakat nelayan sejak para nelayan asli pesisir pantai Bakauheni dan sebagian berasal dari wilayah Banten,Jawa Tengah.
Nampak anggota kepolisian membaur bersama warga menikmati tradisi Bancakan
Salah satu warga nelayan Dusun Minangruah Desa Kelawi, Sumainah (34) mengaku tradisi bancakan tersebut menjadi kesempatan bagi warga sesama nelayan untuk menjalin kebersamaan setelah selama sepekan bekerja di lautan. 
Waktu untuk bancakan dilakukan pada akhir pekan untuk mengumpulkan warga nelayan dengan cara mengadakan makan bersama hasil tangkapan. Menu utama ikan bakar disajikan dalam hamparan daun pisang lengkap dengan sambal seruit khas Lampung dan dimakan bersama tanpa menggunakan sendok.
“Kami sangat bahagia karena ada kegiatan semacam ini sehingga kebersamaan masyarakat nelayan masih bisa dipertahankan meskipun kami hidup dengan menggantungkan hidup dari laut,”ungkapnya.
Ikan bakar menu utama
Masyarakat bersama aparat desa, pihak kepolisian serta masyarakat dari luar wilayah Kelawi menikmati ikan simba, ikan tundak, ikan barakuda serta berbagai jenis ikan lainnya yang diolah dengan cara dibakar.
Berdasarkan data penangkapan ikan nelayan pada bulan Januari 2016 menggunakan cara tangkap dengan menggunakan jaring, rata-rata mencapai hasil tangkapan sekitar 50 kilogram. Selain menggunakan sistem tangkapan menggunakan jaring nelayan setempat pun menggunakan metode bagan apung yang digunakan nelayan sebagai perangkap jenis ikan cumi, serta,teri.
Syarifudin mengungkapkan saat ini jumlah nelayan di Desa Kelawi mencapai sekitar 50 nelayan yang rata-rata memiliki perahu nelayan jenis tradisional yang menggunakan mesin hanya sekitar 6 PK dengan jumlah sekitar 70-an. Nelayan di sekitar pesisir Bakauheni rata-rata merupakan nelayan tangkap yang menggantungkan hidupnya dari menangkap ikan di perairan Blebug, Minangruah serta beberapa wilayah lain di sekutar pesisir.
Kondisi perairan Minangruah yang berada di wilayah Teluk Bakauheni menjadi lokasi tempat berkumpulnya ikan karena merupakan titik pertemuan arus dari wilayah Kepulauan Krakatau. Hasil tangkapan ikan nelayan yang diperoleh nelayan sekitar Pantai Minangruah dipasarkan di Pasar Bakauheni bahkan dikirim ke luar daerah.
Selain hidup sebagai nelayan yang menjadi penghasilan pokok, nelayan Pantai Minangruah mulai menggantungkan hidupnya dari sektor wisata yang memberi pemasukan bagi warga dari memberikan jasa wisata ke sejumlah lokasi wisata diantaranya Pantai Batu Alip, Goa Lalai, Air Terjun Minangruah yang dikenal dengan air terjun tujuh tingkat.
Lihat juga...