Selasar A, Selasar Ruang Karya. Berbentuk rol film melengkung menjadi sebuah lorong dengan visualisasi singkat Pak Harto di masa kecil dan di selasar tersebut dilengkapi video multimedia layar sentuh berisi informasi seputar museum dan koleksinya.
Selasar B, Selasar Serangan Oemoem 1 Maret 1949, berisi diorama dam floor interaktif serta dokumentasi peristiwa SO 1 Maret 1949. Dalam peristiwa itu, Soeharto yang masih berpangkat Letnan Kolonel sangat berjasa besar, sehingga Pangsar Jenderal Soedirman menjuluki Pak Harto sebagai Bunga Pertempuran.
Selasar C, Selasar Trikora/Operasi Mandala. Dalam selasar itu dijelaskan, Presiden Soekarno menunjuk Pak Harto sebagai Panglima Komando Mandala dalam rangka Tri Komando Rakyat (Trikora), dalam pembebasan Irian Barat. Selasar ini juga dilengkapi dengan sejumlah foto dan film dokumenter serta diorama yang mengisahkan kepemimpinan Pak Harto yang saat itu berpangkat Mayor Jenderal.
Selasar D, Selasar Kesaktian Pancasila. Di selasar ini dikisahkan peran Pak Harto yang berhasil menumpas pemberontakan G-30-S/PKI 1965. Lalu berbekal Surat Perintah 11 Maret 1966 dari Presiden Soeharto, Pak Harto memulihkan keamanan dan melarang ajaran marxisme dan komunisme di bumi Indonesia.
Selasar E, Selasar Pembangunan. Dalam selasar ini dijelaskan Pak Harto untuk pertama kalinya diangkat sebagai presiden pada 12 Maret 1967. Orde Baru dimulai dengan berpegang teguh kepada Pancasila dan UUD 1945. Pada peridoe tersebut, pembangunan di bawah kepemimpinan Pak Harto terkenal dengan Repelita. Selasar tersebut juga menjelaskan beragam prestasi Pak Harto, termasuk di bidang swasembada pangan.