![]() |
Acara wisuda IAIN AMBON Sabtu 13 Juni 2015 |
AMBON – Upaya pihak akademik Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon terkait percepatan alih status dari IAIN menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) menemui titik terang.
Pasca memperoleh dukungan alih status dari Gubernur Maluku Said Assagaff, dan DPRD Provinsi Maluku, dukungan serupa juga datang dari Pemerintah RI khususnya Kementerian Agama RI.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag RI, Kamaruddin Amin, saat ditemui wartawan menyebutkan, Sekteraris Jenderal Kemenag RI Prof. Dr. Nur Syam akhir tahun 2014, mendukung percepatan pengalihan status IAIN Ambon menjadi UIN.
Menurut Kamaruddin, alih status menjadi UIN yang diajukan oleh IAIN Ambon sesuai dengan visi Kemenag RI, dalam rangka percepatan pembangunan pendidikan di kawasan Timur, khususnya Provinsi Maluku.
Usulan alih status IAIN Ambon ini telah ditanggapi secara serius oleh Kemenag RI, yang selanjutnya kini dalam proses.
“Kami dukung secara penuh. Jakarta mendukung, tapi tentu harus lewat proses. Jakarta mendukung, karena memang salah satu visi kita, untuk mengembangkan potensi kampus yaitu di seluruh Indonesia, termasuk Maluku,”katanya usai mengisi orasi ilmiah pada Wisuda Sarjana Strata 1 dan Strata 2 di GOR IAIN Ambon, Sabtu (13/6/2015).
Saat ini, pihaknya masih mempelajari kondisi objektif dari usulan alih status IAIN Ambon.
“Kita lihat kondisi objektifnya seperti apa,” jelasnya.
Dia menyarankan agar seluruh pihak di kampus IAIN Ambon memberikan dukungannya dalam rangka percepatan alih status menjadi universitas.
“Jadi harus didukung seluruh civitas akademika. Rektor, para wakil rektor, dekan, wadek, dosen, Kajur, maupun mahasiswa. Mahasiswa harus memberikan dukungan penuh, itu terpenting. Semua harus sinergi bersama, untuk meningkatkan dan alih status. Prinsifnya kita dukung untuk perubahan,” ujarnya.
Sebelumnya, dalam orasi ilmiah di hadapan wisudawan dan orang tua wisudawan IAIN Ambon, Kamaruddin mengajak seluruh sarjana untuk tidak berhenti meningkatkan skillnya. Menurut Kamaruddin, setelah menjadi sarjana, mereka masih membutuhkan pendidikan tambahan, untuk membangun skill dan soft skillnya.
Karena, kalau skill saja, maka tidak akan cukup untuk membangun kesuksesan dalam menata hidupnya. Bahkan, kata dia, dibutuhkan waktu kurang lebih antara 15 sampai 18 tahun untuk mencapai puncak karir seorang sarjana dalam menata hidupnya.
“Kami melakukan penelitian terhadap para calon sarjana di Universitas Oxford dan Universitas Harvard, bahwa setelah sarjana, mereka masih membutuhkan waktu menuju karirnya antara 15 sampai 18 tahun. Bagaimana dengan sarjana di Indonesia. Selama itu, mereka membangun soft skill untuk mendukung skill yang sudah didapatkan di bangku pendidikan semasa kuliah,” terangnya.
Sehingga, menurut dia, sarjana IAIN Ambon yang diwisudakan kemarin, tidak boleh berhenti mengasah skill dan soft skillnya. Soft skill itu, adalah prilaku sopan terhadap orang lain, tawaddu dan tidak sombong.
“Banyak orang hebat di Indonesia, tapi paling sedikit soft skillnya. Mereka itu pandai dalam ilmu, tapi tidak pandai dalam pergaulan. Ini yang kurang bagus. Hari ini, kalian resmi meninggalkan status mahasiswa, tapi ingat, tidak boleh berhenti untuk belajar,” anjurnya.
Menyangkut pengembangan IAIN Ambon ke depan, dia berharap agar kampus berjuluk hijau itu dapat menjadi lembaga pendidikan yang dapat mendukung program pemerintah terutama dalam kajian-kajian keislaman. Karena, kata dia, daya saing bangsa sangat ditentukan oleh kualitas pendidikan.
Hingga sekrang, lanjutnya, sebanyak 20 persen warga Indonesia lulusan SMP dan SMA belum mampu mengenyam pendidikan tinggi. Hal ini menjadi tantangan bagi pemerintah beserta seluruh perguruan tinggi. Bahkan, angka statistik Indonesia menyebutkan, jumlah pendudukn 60 persen di Indonesia rata-rata masih berada pada bangku pendidikan SMP dan SMA.
Kondisi ini meniscayakan kalau masyarakat Indonesia masih jauh rendah pendidikannya dibanding negara-negara yang maju saat ini.
Disamping itu, masyarakat Indonesia tidak lama lagi akan dihadapkan dengan pasar bebas ASEAN. Tidak ada alasan untuk menolak pasar bebas ASEAN. Satu-satunya cara, yakni meningkatkan sumber daya manusia, kalau tidak inggin ditinggalkan oleh pasar global.
IAIN Ambon Telorkan 517 Sarjana S1 dan 14 Magister
![]() |
Rektor IAIN Ambon, DR. Hasbollah Toisuta saat mewisudakan mahasiswa di GOR IAIAN Ambon Sabtu 13 Juni 2015 |
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon, Provinsi Maluku menelorkan 517 Sarjana S1 dan 14 Magister dari tiga Fakultas.
Pengukuhan sarjana S1 dan S2 itu dikukuhkan secara resmi melalui Rapat Senat akademik yang dipimpin Rektor IAIN Ambon, DR. Hasbollah Toisuta, M.Ag, di Gedung Olahraga kampus berjuluk hijau Jalan H. Tarmidzi Thahir, Kota Ambon, Provinsi Maluku.
Wisuda tahun ini mengangkat tema, mempertegas komitmen IAIN Ambon dalam lima budaya kerja Kementerian Agama menyonsong Masyarakat Ekonomi ASEAN.
Gubernur Maluku Said Assagaff, dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Staf Ahli Bidang SDM Frona Koedoeboen mengatakan, IAIN Ambon sangat membantu pemerintah daerah dalam pembangunan sumber daya manusia.
Menurut dia, IAIN Ambon tidak hanya berperan membangun SDM yang baik, tapi juga intens menjadi kampus perdamaian antar umat beragama di daerah Maluku.
Diharapkannya, para alumni IAIN Ambon tetap menjadi icon perdamaian untuk pembangunan Maluku ke depan. Dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN, alumni dan IAIN Ambon harus bisa berkreasi, bisa bekerja secara tuntas, dan konsekuensi serta menjadi contoh bagi masyarakat Maluku.
Ia percaya, IAIN Ambon akan mampu mengimplentasikan tugas dan pelayanan kepada masyarakat secara profesional dan tanggungjawab.
Sebagai institusi, IAIN Ambon sudah saatnya berkreasi dan terus inovasi, sehingga para alumninya dapat bersaing secara global di pangsa pasar, dan bukan hanya di bidang akademik dan intelektual semata, tapi, juga di bidang spritiual keagamaan.
Tentu, pembangunan IAIN Ambon ke depan, harus dilakukan seiring dengan proses pembinaan generasi muda, yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan jaman saat ini.
Sementara Rektor IAIN Ambon Dr Hasbollah Toisuta, dalam laporan akademiknya merincikan, di pertengahan tahun 2015, IAIN Ambon mewisudakan 517 Sarjana S1 dan 14 Sarjana S2 atau Magister. Dimana sarjana S1 berasal dari tiga fakultas yakni, Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam sebanyak 87 orang, Fakultas Ushuluddin dan Dakwah sebanyak 39 orang, dan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan sebanyak 391 orang.
Menurut Rektor, usaha untuk memajukan IAIN Ambon saat ini terus dilakukan. Tidak hanya menata pembangunan di bidang fisik, tapi juga di bidang sumber daya manusia. Di mana, saat ini ada sebanyak 30 dosen yang tengah menyelesaikan studi doktornya di berbagai perguruan tinggi ternama di Indonesia. Bahkan, tercatat di tahun ini, IAIN Ambon telah memiliki tenaga pengajar dengan status doktor lebih dari 30 orang.
Toisuta berharap, lewat kemajuan dan perubahan itu, IAIN Ambon dapat memenuhi seluruh ketentuan yang disyaratkan untuk percepatan alih status menjadi Universitas Islam Negeri.
“Proses alih status IAIN Ambon menjadi UIN bukanlah hal yang mudah. Butuh komitmen bersama dan bekerja sungguh-sungguh agar target ini bisa tercapai,” ujarnya.
Diakuinya, sekarang IAIN Ambon telah memiliki satu profesor, dan tengah berusaha memproses sejumlah doktor, agar secepatnya menjadi profesor. Alasannya, sebab hal itu juga menjadi syarat alih status ke universitas, disamping kesiapan sarana dan prasarana, serta jumlah mahasiswanya.
Bahkan dari jumlah mahasiswa, setiap tahun mengalami peningkatan yang cukup drastis. Peningkatan jumlah mahasiswa ini, meniscayakan adanya kepercayaan masyarakat di Maluku untuk memilih IAIN Ambon sebagai tempat menimba ilmu pengetahuan pasca SMA.
“Kami sudah miliki satu orang professor. Untuk program doktor sementara berproses di dalam dan luar negeri,” paparnya.
Lanjut Toisuta, soal peralihan status dari IAIN menjadi UIN hal itu bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Provinsi Maluku. Sedangkan untuk para sarjana yang baru saja diwisudakan, diharapkan agar tetap membawa nama baik almamater setelah kembali berbaur dengan masyarakat.
Tentunya, kepada para wisudawan/wisudawati, sangat diharapkan agar tidak berhenti belajar, dan berkarya menjadi panutan baik kepada keluarga, masyarakat, bangsa maupun agama.
“Alumni IAIN Ambon harus bisa menjadi pelopor di mana saja mereka berpijak. Sebagai alumni dari kampus yang kental dengan muatan agama, harus memberikan yang terbaik bagi masyarakat,” tandas Alumni UGM Yogyakarta ini.
![]() |
517 Sarjana S1 Dan S2 IAIN Ambon yang Diwisudakan pada Sabtu 13 Juni 2015 |
——————————————————-
Minggu, 14 Juni 2015
Jurnalis : Samad Vanath Sallatalohy
Fotografer : Samad Vanath Sallatalohy
Editor : ME. Bijo Dirajo
——————————————————-