![]() |
Madrasah Aliyah Negeri Desa Siri Sori Islam |
CENDANANEWS (Ambon) – Menyangkut permasalahan MAN di Maluku Tengah Masih Kekurangan Guru serta Prasarana mendapat perhatian serius oleh wadah paguyuban Ikatan Pemuda Pelajar Mahasiswa Siri Sori Islam (IPPMASSI) Ambon.
Ketua Umum IPPMASSI Ambon, Faujan Riady Sahupala kepada CENDANANEWS di Ambon Kamis (4/6/2015), secara tegas mendesak pihak Kemenag Provinsi Maluku segera menindaklanjuti masalah ini.
Ketua Umum IPPMASSI Ambon, Faujan Riady |
Ia meminta, pihak Kemenag Provinsi Maluku segera menambah tenaga guru tetap dan melengkapi sarana penunjang yakni, laboratorium komputer dan bahasa di MAN Siri Sori Islam.
“Pendidikan adalah ujung tombak guna memutus mata rantai kemiskinan. Mencerdaskan anak bangsa, perlu didukung dengan sarana penunjang,”katanya.
Bagaimana bisa mutu pendidikan di MAN Siri Sori Islam meningkat sesuai harapan pemerintah, tapi penyediaan sarana penunjang tidak disediakan.
“Tidak mungkin seluruh siswa belajar secara otodidak kemudian bermutu,” celotehnya.
Menurut Faujan masalah ini IPPMASSI Ambon secara kelembagaan akan segera beraudens dengan Kankemenag Provinsi Maluku.
“Audens itu bertujuan mempresure pihak Kemenag Provinsi Maluku agar segera menambah tenaga guru tetap dan membuat laboratorium komputer dan bahasa di Madrasah Aliyah Negeri Siri Sori Islam,” tandasnya.
Dijelaskan, menyangkut laboratorium komputer dan bahasa saat ini siswa diwajibkan menekuninya. Pasalnya, siswa kelas III yang akan mengikuti ujian nasional sudah harus paham dan mampu mengoperasikan komputer.
Sistem pendidikan di Indonesia sudah komputerisasi, mengapa di sekolah-sekolah di Maluku dan khususnya lagi di MAN Siri Sori Islam tidak disediakan lab komputer? Ajaib. Lab komputer saja tidak ada, mengapa sistem pendidikan harus komputerisasi.
“Jadi wajib adanya laboratorium komputer dan bahasa di sekolah,” tekannya.
Soal minimnya tenaga guru tetap/PNS di MAN Siri Sori Islam, Faujan menyatakan, tenaga PNS di lingkup Kemenag Provinsi Maluku banyak yang sarjana pendidikan.
“Daripada mereka di kantor induk, kerjanya hanya untuk foto copy surat, antar surat dan lain-lain, mendingan didistribusikan ke sekolah-sekolah yang masih kekurangan tenaga guru tetap, seperti yang terjadi saat ini di MAN Siri Sori Islam,” ungkapnya.
Sebagai solusinya, jika tidak ada penambahan tenaga guru tetap dari luar Siri Sori Islam, ia menyarankan kepada pihak Kemenag Provinsi Maluku, agar 21 tenaga honor yang saat ini mengabdi di MAN SSI diangkat menjadi PNS atau guru tetap.
“Kalau pihak Kemenag Provinsi dan Kabupaten Maluku Tengah mempertimbangkan ini dan itu, maka 21 orang tenaga honor di MAN SSI itu diangkat saja menjadi PNS sekaligus ditempatkan di sekolah tersebut,” sarannya.
Dikatakan, sering pihak Kemenag mempertimbangkan Maluku adalah area bekas konflik. Padahal, Maluku sudah aman. Tidak ada lagi konflik SARA. Jika alasan ini selamanya dipertahankan, kapan mutu pendidikan kita bisa maju dan bersaing serta setara dengan daerah lainnya di Indonesia.
“Harusnya guru yang beragama Kristen, Hindu atau Budha, ditugaskan di area perkampungan Islam, sebaliknya guru beragama Islam ditempatkan di daerah non muslim. Agar stigma Maluku adalah daerah rawan konflik agama itu secepatnya hilang,” cetusnya.

——————————————————-
Kamis, 4 Juni 2015
Jurnalis : Samad Vanath Sallatalohy
Fotografer : Samad Vanath Sallatalohy
Editor : ME. Bijo Dirajo
——————————————————-