Penelitian Dosen Udayana untuk Perbaikan Terumbu Karang
Editor: Makmun Hidayat
JAKARTA — Status terumbu karang Indonesia per tahun 2018, yang baik hanya 22,96 persen. Dan jika suhu permukaan air laut terus meningkat, diperkirakan 60 persen terumbu karang dunia akan menghilang. Oleh karena itu, dibutuhkan upaya untuk mencegah semakin meluasnya proses kerusakan terumbu karang ini.
Data menunjukkan bahwa terumbu karang menyediakan manfaat ekologi dan ekonomi bagi lebih 100 juta orang yang hidup di wilayah pesisir.
Dosen Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Udayana Dr. Sc. Widiastuti Karim, M.Si menyatakan sebagai akibat kenaikan suhu rata-rata perlukan laut terjadi fenomena pemutihan karang.
“Karang merupakan hewan laut yang hidup bersimbiosis dengan mikroalga simbion dari Genus Symbiodinium. Dan suhu merupakan salah satu faktor utama penentu pertumbuhan Symbiodinium ini. Karena itu suhu adalah faktor penting dalam keberlangsungan karang,” kata Widiastuti saat temu media di Gedung D Dikti Jakarta, Selasa (26/11/2019).
Ia menjelaskan karang dan anggota Filum Cnidaria lainnya menghasilkan protein fluoresens pada panjang gelombang tertentu.
“Berdasarkan hasil riset terdahulu, fluoresens hijau atau Green Fluorescent Protein (GFP) yang berasal dari karang telah terbukti memiliki kemampuan menarik Symbiodinium. Namun, bagaimana peran protein ini dalam inisiasi simbiosis karang Symbiodinium masih belum diketahui,” ujar Widiastuti.
Oleh karena itu, inti dari penelitian ini adalah meneliti peran GFP dalam inisiasi simbiosis karang Symbiodinium.
“Saya akan mengambil sampel Symbiodinium ini di perairan utara Bali dan akan melakukan penelitian di National Institute for Basic Biology di Jepang. Penelitian ini memakan waktu kurang lebih enam bulan,” urai Widiastuti.