Lokakarya Budaya SEACHA, Dorong Kolaborasi Pemuda Asia Tenggara
I Gusti Lanang Muliarta selaku Head of Advisory Board Jero Tumbuk Culture & Retreat turut sampaikan mengenai pekerjaan pelestarian budaya yang dilakukan di tempatnya.
“Hari ini kami mengundang perwakilan desa adat yang memerlukan perhatian khusus terhadap keberlanjutan budaya di daerahnya. Sebut saja tari gambuh, tari sanghyang, tari baris perisi, wayang wong, juga subak,” jelasnya.
Di Jero Tumbuk, akan dilakukan pelestarian budaya dengan menghadirkan para pengajar yang berasal dari masyarakat sekitar.
I Gusti Lanang Muliarta berharap apa yang dilakukan di Jero Tumbuk bisa berkelanjutan, berkembang lebih besar, dan bisa ditiru oleh daerah lain sehingga tumbuh bibit-bibit pelestarian budaya di Bali, khususnya di Karangasem.
Tak hanya memusatkan perhatiannya terhadap pelestarian nilai budaya, di Jero Tumbuk juga dilakukan bisnis berbasis sosial melalui Koperasi Tani Mandiri serta meningkatkan ekonomi termasuk sektor pariwisata berbasis budaya dan alam.
Apresiasi dan ucapan terima kasih disampaikan oleh Ivan Henares, selaku Chairperson
Executive Board Southeast Asian Culture Heritage Alliance (SEACHA) atas partisipasi Indonesia, khususnya Bali dalam penguatan pengembangan kapasitas melalui kolaborasi dalam program Heritage Management Clinic.
“Kami telah membangun kolaborasi dengan negara sahabat lainnya di Asia Tenggara, kami juga telah berjejaring bersama pada pemangku kepentingan di negara-negara yang tergabung dalam ASEAN. Terima kasih sudah berpartisipasi dalam kegiatan ini dan tentunya dengan melibatkan komunitas lokal yang ada di Bali,” ucapnya di hadapan para undangan termasuk delegasi sejumlah negara ASEAN yang hadir.