Wayang Kulit Bahasa Jepang Hadir di IFD 2002 Osaka
Atdikbud Yusli yang dalam kesempatan itu turut hadir bersama Koordinator Fungsi Penerangan Sosial Budaya (Pensosbud) Meinarti Fauzie mendampingi KUAI Tri Purnajaya, mengungkapkan bahwa pagelaran wayang kulit banyak menyimpan filosofi kehidupan bangsa Indonesia yang strategis untuk dikenalkan pada masyarakat Jepang.
“Jadi, di samping berupaya meningkatkan ketertarikan warga Jepang terhadap budaya Indonesia, sekaligus juga sebagai upaya diplomasi mengeratkan hubungan bilateral,” terang Yusli.
Konsul Jenderal Republik Indonesia (Konjen RI) di Osaka, Diana ES Sutikno, mengungkapkan bahwa hingga kini sudah ada 17 kelompok seni Indonesia di wilayah kerja KJRI Osaka yaitu Kansai, Shikoku dan Chugoku.
“Wayang kulit menjadi ruang kebebasan berekspresi dalam menjawab permasalahan dan tantangan saat ini. Ini kali yang ke sekian bagi KJRI Osaka untuk berkolaborasi dengan Grup Hanajoss seperti halnya kelompok seni Indonesia lainnya di Jepang khususnya wilayah Osaka,” ucap Diana.
Sebagian besar anggota kelompok tersebut, kata Diana, adalah orang Jepang yang memiliki ketertarikan terhadap Indonesia. Menurutnya, ini adalah peluang untuk menunjukkan bahwa bangsa Indonesia memiliki banyak kesamaan minat yang dapat dibagi dengan masyarakat Jepang. “Hanajoss serta kelompok lainnya tetap menghidupkan pertunjukan budaya Indonesia di masa pandemi ini dengan protokol kesehatan yang ketat,” papar Konjen Diana ES Sutikno yang didampingi Konsul Penerangan Sosial Budaya (Pensosbud), Bambang Setyobudhi, dan Konsul Protokol dan Konsuler Sri Mulatsih.
Sebelum dimulainya Pagelaran Wayang Kulit, Grup Hannajoss menampilkan Tari Jathilan atau Kuda Lumping yang merupakan tarian tradisional asal wilayah Ponorogo, Provinsi Jawa Timur. Acara juga dimeriahkan oleh penampilan Tari Topeng Kelana dari salah satu mahasiswa anggota Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Osaka.