Budayawan di Bekasi Pertanyakan Penyusunan Raperda Seni Budaya

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Padahal imbuhnya, sangat banyak kebutuhan pasal yang harus dicantumkan dalam perda kebudayaan. Aki Maja yang seringkali mengikuti workshop, seminar maupun bimtek pemajuan kebudayaan sangat yakin draf kebudayaan yang nantinya disahkan memiliki banyak kekurangan.

“Tidak menyentuh persoalan, cuma nyolek luarnya. Misalnya masalah pembiayaan seharusnya biaya pemajuan kebudayaan seimbang dengan biaya pendidikan, kan begitu di APBN,” urai dia.

Dia berharap, masih ada jalan tengah untuk menyelesaikan drat seni budaya yang akan lahir tersebut. Salah satunya dengan melibatkan orang yang mengerti, sebelum diketuk palu oleh DPRD Kota Bekasi.

Dalam berbagai kesempatan, diketahui Aki Maja meminta kepada dewan dan pemerintah, jika Kota Bekasi ingin maju dan dikenal sebagai Kota Patriot serta maju dalam seni budaya, harus menciptakan produk pendidikan (implementasikan mulok), produk seni budaya (bikin event dan tetapkan satu hari seni budaya di Bekasi), serta adanya produk industri kreatif dan jasa (perbanyak UKM, bazar dan even bagi kaum milenial seperti channel youtube, podcast, film, dan sebagainya).

“Kota Bekasi juga hanya bisa mendesain pariwisata dan budaya di ruang sempit, karena kota Bekasi tidak cukup punya ruang terbuka dan lahan yang luas. Bisanya membangun kawasan tematik, kampung tematik,” papar dia.

Bahkan Aki juga menyarankan pada gerbang tol Bekasi barat harus memiliki land mark yang jelas, misalnya patung yang menghadap empat penjuru mata angin sebagai simbol kota Patriot yang terdiri dari patung prajurit, patung jawara, patung santri dan patung petani, karena tokoh-tokoh itulah yang berjuang mempertahankan Bekasi.

Lihat juga...