Mal yang Rusak Akibat Gempa di Ambon Mulai Diperbaiki

Di Kecamatan Sirimau ada dua bangunan yang rusak ringan dan satu bangunan yang rusak sedang, sementara di Kecamatan Teluk Ambon Baguala ada satu unit bangunan yang rusak sedang.

“Kerusakan bangunan harus menjadi perhatian pengelola untuk memeriksa kerusakan yang terjadi pada struktur bangunan dan melakukan perbaikan, dengan memperhatikan bangunan tahan gempa,” kata Eva.

Ia menjelaskan, fasilitas umum lainnya yang terdampak gempa perbaikannya menjadi tanggung jawab kementerian terkait.

Bangunan yang rusak akibat gempa bumi pada kurun 26 September sampai 9 November 2019 total 1.706 unit, meliputi 1.631 unit rumah dan 75 unit bangunan lain.

Pada kurun 10 Oktober sampai 23 Oktober 2019, bangunan yang rusak akibat gempa total 1.648 unit, meliputi 1.630 unit rumah dan 18 unit bangunan lain.

Selama periode 12 November sampai 20 November 2019, bangunan yang rusak total 153 unit yang meliputi 145 unit rumah dan delapan unit bangunan lain.

Akademisi dari Fakultas Tenik Sipil Universitas Kristen Indonesia Maluku (UKIM) Ambon Desvi Maspaitella menjelaskan, tingkat kerusakan bangunan akibat sangat beragam.

“Dampak gempa di tempat-tempat umum dan mal ada yang masuk kategori ringan sampai berat. Kalau berat itu sampai strukturnya, kalau struktur bergetar sampai tulang sudah keluar atau bergeser itu (artinya) rusak berat dan butuh diperbaiki segera. Kalau kerusakan tidak mengganggu, maka tidak ada masalah,” kata Desvi.

Pemeriksaan perlu dilakukan pada fasilitas umum dan pusat perbelanjaan yang terdampak gempa untuk mengetahui tingkat kerusakan dan perbaikan yang dibutuhkan guna memastikan bangunan aman digunakan. (Ant)

Lihat juga...