Budi Daya Ulat Jerman, Ini Caranya

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

MALANG – Ulat Jerman atau yang dikenal dengan superworm merupakan salah satu jenis ulat yang kerap dibudidayakan oleh masyarakat. Pasalnya, selain memiliki banyak manfaat, cara budidaya ulat Jerman ini dinilai cukup mudah.

Hal inilah yang kemudian menarik Suradi (71) warga jalan raya Tlogomas gang 9, Lowokwaru, Kota Malang untuk membudidayakan ulat Jerman sejak 2009.

Suradi menunjukkan kepik atau kumbang ulat jerman di rumahnya, Sabtu (9/10/2021). Foto: Agus Nurchaliq

Diceritakan, di awal budidaya, Suradi membeli 250 ekor kepik ulat Jerman. Dari situ kemudian ia budidayakan menjadi ribuan ulat Jerman di wadah berukuran 60×40 cm dengan tinggi 9 cm.

“Dari kepik-kepik ini akan menghasilkan ribuan telur yang kemudian akan menetas menjadi larva ulat jerman setelah usia 2 minggu,” jelasnya kepada Cendana News, Senin (11/10/2021).

Setelah telur menetas, kepik atau kumbang ulat jerman ini harus segera dipindahkan ke wadah lain agar tidak memangsa larva ulat. Pemindahan ini juga bertujuan agar kepik mau bertelur lagi di tempat yang baru.

“Kalau tidak dipindah, biasanya kepik tidak mau bertelur lagi,” ucapnya.

Untuk pakan, kepik dan ulat jerman biasanya akan diberikan polar dan buah-buahan atau sayur sebagai pakan dan minumannya.

“Pakan kepik dan ulat biasanya kita beri polar saja. Sedangkan minumnya kita kasih pepaya mentah atau manisan saja. Sampai usia 2 bulan, polar tidak perlu diganti, cuma dikasih minum saja,” akunya.

Setelah berusia 2-2,5 bulan, ulat jerman sudah layak untuk dipanen dan dijual. Kalau dulu harga ulat jerman 23 ribu per kilogram, tapi sekarang 30 ribu per kilogram. Sedangkan harga kepiknya 2-3 ribu per ekor.

Lihat juga...