Relawan Lingkungan Punguti Sampah di Waterfront Pontianak
Pemerintah kota, lanjut dia, dalam hal ini tidak bisa bekerja sendirian dan butuh kolaborasi dengan seluruh lapisan masyarakat.
Untuk itu pihaknya akan terus mengupayakan bagaimana sampah-sampah itu mempunyai nilai manfaat dengan membangun bank-bank sampah dimulai dari tingkat RT dan RW hingga kelurahan dan kecamatan, dan selanjutnya ada bank sampah induk dan pengelolaan sampah di TPA Batu Layang.
“Kalau Kota Pontianak kebersihannya tetap terjaga, tentunya akan membuat masyarakat maupun orang yang berkunjung ke kota ini merasa lebih nyaman,” kata Edi Kamtono.
Sementara itu Ketua WCD Provinsi Kalbar, Hairunnisa menjelaskan kegiatan WCD ini merupakan aksi bersih-bersih sampah yang terbesar digelar seluruh dunia, dan di Kota Pontianak, WCD digelar di kawasan Waterfront.
Dipilihnya lokasi ini, menurut dia, karena sampah-sampah itu berakhir pada kawasan perairan, terutama sungai dan laut, sehingga pihaknya memilih kawasan Waterfront di tepian Sungai Kapuas menjadi lokasi WCD.
“Harapannya kegiatan ini bisa membawa pengaruh bagi masyarakat Kota Pontianak untuk lebih peduli terhadap lingkungan terutama persoalan sampah,” katanya.
Kegiatan WCD ini dimulai dari memungut dan memilah sampah, kemudian sampah yang dipilah mencakup sampah plastik, organik, elektronik hingga sampah limbah berbahaya seperti masker.
Ia mengatakan persoalan sampah rutin setiap hari dihadapi, di mana manusia setiap harinya memproduksi sampah, baik itu sampah organik dan non organik, sampah elektronik dan sebagainya.
“Kami mengajak agar masyarakat lebih peduli terhadap isu lingkungan terutama sampah, bisa mengurangi jumlah sampah harian di rumah dan melakukan aksi pilah sampah dari rumah,” demikian Hairunnisa . (Ant)