Perlu Ada Hukuman Bagi Penyelenggara Pembocor Data Pribadi

Ilustrasi - Peretasan data - ANTARA

Meski demikian, masih harus dimaklumi, sejauh ini peretasan memang tidak hanya terjadi di Indonesia saja. Di luar negeri, peretasan juga sudah sangat meresahkan, ini karena tidak ada yang bisa menjamin aman seratus persen. “Contohnya sekelas NASA, juga pernah diretas. Ini artinya di seluruh dunia yang sudah terkoneksi dengan Internet dan data digital akan selalu rawan kebocoran. Karena keamanan di sini sifatnya adalah proses yang harus terus di perbaharui,” jelas Hariadi.

Ia menegaskan, tidak ada yang aman dalam dunia digital, sehingga perlu langkah keamanan yang nyata, serta rasa aman yang diberikan penyelenggara dengan bertanggung jawab. “Sebenarnya keamanan sudah bagus, tapi banyak penipuan dengan model pendekatan persuasif secara pesonal. Hal ini yang paling rawan, social engginering yang paling banyak, tidak butuh skill, tapi pendekatan persuasif dan ini paling bahaya,” katanya.

Ia mengimbau, masyarakat jangan sampai sekali-kali memberikan kode On Time Personal (OTP) kepada siapa pun, untuk mengantisipasi pembobolan data pribadi. (Ant)

Lihat juga...