Melihat Potensi Sargassum untuk Bahan Pangan dan Tambahan Produk Industri
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
JAKARTA — Sumber daya laut dan pesisir Indonesia dinyatakan memiliki beragam potensi. Salah satunya adalah rumput laut coklat, yang metabolit primer dan sekunder-nya dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan maupun produksi non pangan.

Dosen Prodi Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan, Politeknik Ahli Usaha Perikanan (AUP), Dr. I Ketut Sumandiarsa, SSt.Pi, MSc, menjelaskan potensi dan pemanfaatan rumput laut coklat Sargassum Spp. sangat besar di Indonesia.
“Potensi Sargassum spp. adalah karakteristik metabolit primer dan sekundernya. Yaitu alginat yang digunakan pada elemen tambahan industri pangan maupun biomedical, fukosantin yang berkaitan dengan water soluble dan nutraseutical dan laminaran yang kandungannya sangat sedikit, yaitu di bawah 1 persen untuk antioksidan, antibakteri dan antitumor,” kata I Ketut dalam acara budidaya kelautan, Senin (13/9/2021).
Ia menyampaikan, berdasarkan pigmen, ada tiga jenis rumput laut. Yaitu rumput laut merah Rhodophyta, rumput laut coklat Ochrophyta dan rumput laut hijau Chlorophyta.
“Rumput laut ini terkenal dengan bahan aktifnya. Sudah banyak negara mengelolanya secara optimal. Yang paling tinggi saat ini adalah China dengan produksi lebih dari 18 juta ton,” paparnya.
Sementara, Indonesia berdasarkan data FAO, pada tahun 2018 baru memproduksi sekitar 9 juta ton atau 29 persen dari total produksi dunia.