Tekan Biaya Pakan, Gembalakan Ternak Bebek di Sawah
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
Takur mengaku, sudah lima tahun dia berternak dengan sistem angon di sawah yang baru selesai panen. Cara tersebut lebih efektif, selain mendapatkan pakan alami berkualitas, mereka tidak perlu mencari pakan lain.
“Saya ada 230 ekor bebek, sehari bisa bertelur 200 butir, harga jual Rp2000 per butir ke bandar. Untuk mendukung produksi bebek peliharaannya hanya diberi vitamin (perangsang) agar bertelur,” papar Takur mengaku lebih memilih beternak bebek beli indukan umur setahun.
Indukan umur setahun jelasnya harganya mencapai Rp70 ribu, setelah umur tiga tahun dianggap apkir maka akan dijual ke pedaging.
Para peternak bebek tersebut sekali berjalan bisa tiga kelompok dengan jumlah bebek bervariasi, mencari sawah yang baru selesai panen. Mereka diuntungkan karena panen sawah di wilayah utara Bekasi panennya tidak berbarengan, dan telah memiliki lokasi sendiri tempat sawah yang akan dituju.
Nimun, peternak lainnya yang memiliki 500 ekor bebek ditemui di tempat yang sama mengakui, telah 10 tahun beternak, memelihara dari kecil sejak dari baru menetas. Untuk harga tentu berbeda, baru keluar telur untuk betina Rp9 ribu.
“Kemudian saya pelihara umur 6 bulan sudah bisa bertelur. Pakan sebulan setengah diberi pur dan dedak. Dan ketika umur sebulan setengah, turun ke sawah mencari gabah,” ucapnya mengaku saat ini dari 500 ekor sehari bisa bertelur hingga 400 butir.
Menurutnya, di lokasi sawah sendiri mereka telah membuat kandang sederhana, menggunakan jaring di sisinya. Untuk setiap bebek, guna mengantisipasi tertukar, maka akan ditandai menggunakan tali atau cat di bagian tertentu.
“Sekali lepas bebek di sawah jumlahnya bisa ribuan, ini pemiliknya bukan satu orang. Seperti sekarang di Desa Sumberjaya ini, kami ada empat orang dengan membawa bebek jumlah beragam, nanti sore kami akan pilah untuk dimasukkan ke kandang,” ucap Nimun.