Cara Orangtua Disiplinkan Anak Selama Belajar Daring
Editor: Makmun Hidayat
Pendisplinan sebut Lusiana dengan pembagian waktu yang seimbang. Ia selalu menekankan pada sang anak untuk belajar kala waktunya belajar. Kesempatan bermain diberikan untuk memberi waktu bagi sang anak bersosialisasi bersama rekan sebaya. Interaksi sosial anak anak sebutnya menjadi peluang untuk relaksasi pikiran dan fisik bagi sang anak.
“Di pedesaan setelah anak mengerjakan tugas bermain bisa dilakukan pada pekarangan rumah, sawah dan kebun,” ulasnya.
Pendampingan bagi anak dengan disiplin pada penggunaan waktu diterapkan oleh Ardi Yanto dan Rohana. Orangtua di Desa Kelawi, Kecamatan Bakauheni itu memiliki anak yang duduk di bangku SD dan SMA. Memberi pendampingan bagi sang anak dilakukan selama kegiatan belajar daring. Sebab tanpa pendisplinan sang anak kerap lupa akan sejumlah tugas yang harus dikerjakan.
“Saya selalu tegas agar anak gunakan waktu pagi untuk kerjakan tugas pelajaran, tidak boleh menunda dan harus segera dikerjakan,” ulas Ardi Yanto.
Ia menyebut tetap memberi kesempatan sang anak bermain. Meski demikian membagi waktu jadi cara baginya agar sang anak fokus pada pelajaran dengan penerapan daring. Dibantu Rohana sang istri, sejumlah agenda harian diberikan mulai dari belajar, bermain hingga membantu orangtua. Anak-anak di pedesaan yang masih memiliki kewajiban mengaji saat sore sekaligus jadi cara mendisiplinkan pembagian waktu.
Kegiatan anak membantu orangtua juga kerap dilakukan anak anak pesisir Desa Legundi, Kecamatan Ketapang. Amran Hadi, salah satu orangtua yang anaknya duduk di bangku SMP menyebut selama pandemi Covid-19 pola belajar anak berubah. Normalnya sang anak berangkat ke sekolah saat pagi dan pulang saat siang. Namun penerapan belajar daring berimbas sang anak banyak mengerjakan tugas memakai gawai.