Pemanfaatan Partikel Berat dalam BNCT, Tingkatkan Efektivitas Penghilangan Sel Kanker
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
“Untuk menghasilkan BNCT ini dulu menggunakan reaktor nuklir. Tapi karena banyak reaktor ditutup karena regulasi, mulai tahun 2009, untuk menghasilkan BNCT digunakan Cyclotron,” ucapnya lagi.
Profesor bidang Kimia Medis, Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. Apt. Edi Meiyanto, MSi, menyebutkan adanya dua modalitas yang penting dalam pengembangan BNCT.
“Pertama, sumber proton untuk menghasilkan neutron dan, kedua, senyawa yang memiliki Boron atau Boron Carrying,” katanya dalam kesempatan yang sama.
Alasan penggunaan Boron-10 adalah karena Boron-10 merupakan atom yang sangat kecil tapi memiliki kemampuan menangkap neutron sangat banyak.
“Unsur penangkap neutron banyak, itu ada yang lain. Yaitu Samarium-149, Gadolinium-155 dan Gadolinium-157. Tapi ukurannya besar. Sehingga menjadi tidak ideal untuk digunakan,” paparnya.
Selain itu, senyawa Boron memiliki keunggulan lainnya.
“Senyawa Boron dalam tubuh akan lebih banyak terdisposisi pada sel kanker, dengan perbandingan 3 hingga 4 sel kanker berbanding 1 sel normal. Selain itu, toksisitas sistemiknya juga rendah. Konsentrasi atom Boron-10 jika dihitung adalah 20 miligram per gram jaringan. Dan Boron memiliki tingkat kelarutan tinggi di air,” pungkasnya.