Pasar Ikan di Yogyakarta Terdampak Pengurangan Tabung Oksigen

Editor: Makmun Hidayat

YOGYAKARTA — Terbatasnya ketersediaan oksigen sejak beberapa waktu terakhir ternyata tidak hanya menjadi persoalan di sejumlah rumah sakit maupun klinik kesehatan. Sejumlah pasar ikan tradisional di Yogyakarta pun ternyata juga merasakan dampaknya. 

Hal ini tak lepas karena keberadaan oksigen juga sangat dibutuhkan untuk keperluan mengangkut hasil panen ikan dari petani/pedagang kepada konsumen. Seperti terjadi di pasar ikan tradisional Krido Baruno, Cangkringan, Sleman Yogyakarta, Kamis (15/7/2021).

Salah seorang pedagang ikan, Jumino, mengaku hanya bisa mendapatkan jatah pasokan oksigen sebanyak 50 persen dari pasokan biasanya. Hal itu disebabkan karena kosongnya stok tabung oksigen di sejumlah pengepul yang ada di berbagai daerah.

Jumino, pedagang ikan di pasar ikan tradisional Krido Baruno, Kamis (15/7/2021). -Foto Jatmika H Kusmargana

Jika biasanya pedagang mendapatkan pasokan setiap seminggu sekali, maka di masa pandemi ini mereka hanya mendapatkan pasokan setiap dua minggu sekali saja.

“Ya sempat kesulitan, sekitar 2-3 minggu terakhir. Ini saja kita beruntung bisa dapat jatah karena melakukan kontak langsung dengan perusahaan pengisian oksigen di Semarang,” ungkapnya.

Selain jatah pasokan oksigen berkurang, Jumino juga mengaku harus membayar lebih tabung oksigen tersebut, setelah pihak perusahaan menaikkan tarif isi ulang. Yakni dari semula Rp85 ribu menjadi Rp100-120 ribu per tabung ukuran besar.

“Ya mau tidak mau harus mengikuti. Karena kita juga butuh,” bebernya yang mengaku mendapat stok 2 tabung sekali pesan.

Lihat juga...