Wacana ‘Lockdown’ di Yogya, Peringatan Keras Tangani Pandemi

Potensi keramaian di tempat wisata yang biasanya terjadi pada akhir pekan, lanjut dia akan disikapi dengan melakukan sweeping dokumen kesehatan terhadap wisatawan, khususnya yang berasal dari zona merah.

“Jika penularan masih tinggi, maka wacana ‘lockdown’ bisa menjadi peringatan keras bagi kita semua untuk berbenah dan mengurangi peningkatan sebaran virus,” katanya.

Sampai saat ini, keterisian tempat tidur di Kota Yogakarta sudah mencapai 85 persen untuk kamar ICU, 69 persen untuk kamar isolasi, dan shelter 84 persen terpakai serta masih dilakukan perbaikan terhadap 12 kamar yang rusak.

“Tingkat keterisiannya sudah mengkhawatirkan. Sebab, pemakaian kamar di rumah sakit di Yogyakarta tidak hanya digunakan oleh warga Yogyakarta saja, tetapi rujukan pasien dari daerah lain,” katanya, yang menyebut ada delapan rumah sakit yang melayani perawatan pasien Covid-19.

Peningkatan kasus Covid-19 di Yogyakarta, lanjut Heroe, sempat terjadi pada 2020 usai banyaknya libur sejak Agustus hingga Desember, dan berlanjut pada Januari 2021.

“Ketika kasus meningkat, protokol kesehatan diketatkan dan kasus pun pelan-pelan melandai, namun ekonomi memang tidak berjalan optimal,” katanya.

Ketika berbagai aktivitas diperkenankan untuk kembali dilakukan, lanjut Heroe, kasus justru kembali meningkat, tetapi ekonomi memang mengalami pergerakan.

“Kalau terus-menerus seperti ini, maka pandemi tidak akan pernah selesai. Satu-satunya cara untuk menekan persebaran adalah serempak melaksanakan protokol kesehatan dengan sungguh-sungguh. Jika tidak, maka tidak akan efektif,” katanya.

Pada Jumat (18/6), terdapat tambahan 82 kasus baru Covid-19, 22 pasien sembuh atau selesai isolasi, dan satu pasien meninggal dunia. Dengan demikian, terdapat 521 kasus aktif di Kota Yogyakarta, sebanyak 519 pasien isolasi dan dua pasien rawat inap di rumah sakit. (Ant)

Lihat juga...