Jurnalis Harus Ikut Bersolidaritas pada Isu Kebebasan Pers dan Berekspresi

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

LAMPUNG — Ketua Aliansi Jurnalis Bandar Lampung, Hendry Sihaloho mengajak jurnalis ikut bersolidaritas pada isu kebebasan pers. Selain itu jurnalis harus peka pada persoalan kebebasan berekspresi untuk menyuarakan suara kaum marjinal. Sebagai penyuara suara publik kebebasan pers jadi salah satu indikator demokrasi dalam sebuah negara.

Hendry Sihalolo menyebut AJI Bandar Lampung berkoordinasi dengan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pers Lampung terus membela jurnalis yang alami kekerasan. Tindakan intimidasi, peretasan, kekerasan verbal, doxing masih terjadi pada sejumlah jurnalis umum dan pers mahasiswa.

“Jurnalis harus bisa bersolidaritas pada persoalan kebebesan pers dalam kerja profesionalnya sekaligus ikut menyuarakan kebebasan masyarakat publik untuk berekspresi, sebaliknya masyarakat publik atau umum wajib menghormati kerja jurnalistik yang memiliki tanggung jawab untuk menyuarakan kaum marjinal,” terang Hendry Sihaloho dalam diskusi “Kebebasan Pers dan Berekspresi : Dalam Bayang Bayang Represi”secara virtual yang diikuti Cendana News, Senin (3/5/2021).

Saat ini sebut Hendry Sihaloho, media dituntut untuk memiliki loyalitas pada kepentingan publik. Media dan jurnalis memainkan peran penting sebagai watch dog atau anjing penjaga. Sebagai kontrol sosial akan ketidakadilan, menyuarakan suara masyarakat marjinal yang luput diperhatikan. Jurnalis tetap dituntut independen, netral meski faktanya perusahaan media memiliki kepentingan bisnis.

“Kekerasan pada jurnalis umum dan pers mahasiswa jadi indikator di Lampung indeks kebebasan pers terus menurun tiga tahun terakhir,” bebernya.

Lihat juga...