Waspadai 11 Cedera saat Bersepeda atau Berlari
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
Cedera kedua yang mungkin terjadi adalah ankle sprain pada pelari. Yaitu keseleo pada pergelangan kaki atau adanya robek atau renggang ligamen.
“Cedera ini biasanya terjadi akibat kurangnya pemanasan dan peregangan sebelum melakukan aktivitas. Atau juga bisa karena salah memilih sepatu. Dan juga bisa karena terlambat untuk berhenti berlari atau memperlambat laju lari saat merasa lelah,” urainya lebih lanjut.
Cedera ketiga, adalah cedera tendon achilles ankle yang berpotensi terjadi pada pelari maupun pesepeda.
“Ini biasanya terjadi akibat pengaturan sadel dan pedal yang terlalu tinggi. Atau, bisa terjadi juga akibat terlalu berlebihan dalam berlari maupun bersepeda. Misalnya, lari menempuh jarak yang jauh, padahal itu baru kali pertama kita berlari,” kata dr. Andi.
Cedera keempat adalah ketegangan otot di daerah betis yang biasa terjadi pelari.
“Kurangnya pemanasan menyebabkan otot kaget atau tertarik atau tidak siap saat melakukan aktivitas lari. Ditambah, jika pemilihan sepatu tidak pas. Atau jika pelari memaksakan diri pada jarak atau kecepatan lari tertentu,” paparnya.
Shin splint atau cedera pada tulang kering merupakan cedera kelima yang mayoritas terjadi pada pelari.
“Cedera ini berkaitan dengan tekanan yang terlalu banyak pada tulang. Sehingga menyebabkan nyeri dan pembengkakan di bawah lutut, pada bagian depan atau belakang kaki,” paparnya lebih lanjut.
Cedera keenam adalah cedera tendon tempurung lutut atau patellar tendonitis yang bisa terjadi pada pelari, yang dikenal dengan nama runners knee dan pesepeda.
“Penyebabnya banyak. Bisa karena terlalu lama menggunakan roda gigi besar yang menyebabkan otot gluteus tidak bekerja baik. Akibatnya otot quadricep kelelahan akhirnya menyebabkan tendonitis,” tutur dr. Andi.