Pandemi, Kemiskinan di Kulon Progo Meningkat
“Kami optimistis bila kawasan industri bergerak cepat dan mampu mendatangkan investor yang siap membangun industri berbasis padat karya dapat menyerap angkatan kerja dari Kulon Progo. Dampaknya akan menggerakkan ekonomi masyarakat, dan mengurangi kemiskinan di Kulon Progo,” katanya.
Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kulon Progo, Sumarwuyanto, mengatakan, angka kemiskinan absolut di wilayah ini mencapai 78.060 jiwa, sehingga menghambat pemulihan ekonomi pada masa pandemi COVID-19.
“Dari persentase kemiskinannya yakni 18,01 persen. Kalau dari dari 2014 sampai 2019, angka kemiskinan di Kulon Progo mengalami penurunan signifikan, namun pada 2020 dengan adanya pandemi COVID-19 mengalami kenaikan yang tinggi,” katanya.
Ia mengatakan, indikator kemiskinan adalah persentase penduduk miskin dari total penduduk, indeks kedalaman kemiskinan (P1) yakni rata-rata kesenjangan pengeluaran penduduk miskin dengan garis kemiskinan.
P1 di Kulon Progo sangat tinggi dari 2,72 naik menjadi 3,32. Semakin tinggi indeks kedalaman kemiskinan rata-rata pengeluaran penduduk miskin ini jauh dari garis kemiskinan, sehingga sulit dientaskan. Kemudian indeks keparahan juga naik dari 0, 61 ke 0,86, sehingga kesenjangan penduduk miskin sangat tinggi.
“Di Kulon Progo ini terjadi fenomena dari warga miskin menjadi semakin miskin, dan sangat miskin menjadikan P1 dan P2 sangat tinggi. Ini menjadi pekerjaan rumah bersama,” katanya. (Ant)