Gagal Panen, Petani Bawang Merah Karangsewu Rugi Jutaan Rupiah

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

YOGYAKARTA — Seorang petani bawang merah Ngadimin (63) asal desa Karangsewu, Galur, Kulonprogo, Yogyakarta terpaksa harus merugi hingga jutaan rupiah setelah mengalami gagal panen akibat pengaruh cuaca belum lama ini.

Tanaman bawang merah miliknya yang ditanam di lahan seluas 800 meter persegi diketahui mati seluruhnya setelah mengalami busuk dan layu akibat terendam banjir setelah 3 hari berturut-turut kawasan itu ditimpa hujan.

“Tanaman mati semua akibat terkena hujan 3 hari. Semua layu dan busuk. Sudah tidak bisa diselamatkan. Padahal usia tanaman baru 35 hari,” ungkapnya Senin (26/04/2021).

Akibat mengalami gagal panen total, Ngadimin pun mengaku merugi hingga jutaan rupiah. Pasalnya selain telah mengeluarkan modal untuk membeli bibit, ia juga sudah mengeluarkan biaya tak sedikit untuk mempersiapkan lahan, membeli pupuk hingga pestisida.

“Kemarin untuk beli bibit saja butuh sekitar 75 kilogram. Padahal 1 kilogram bibit harganya Rp40 ribu. Jadi untuk bibit saja sudah habis Rp3 juta. Belum lagi untuk traktor, buat bedengan, pupuk,” kesahnya.

Karena tak memiliki asuransi pertanian, Ngadimin pun hanya bisa pasrah menerima nasibnya saat ini. Meski begitu ia masih memiliki harapan mendapatkan sedikit hasil dari tanaman cabai yang ia tanam bersamaan dengan tanaman bawang merah di lahan miliknya.

“Kemarin saat tanam bawang merah, saya juga sekaligus tanam cabai dengan sistem tumpang sari. Saat ini usianya juga 35 hari. Mudah-mudahan untuk cabai nanti bisa panen. Meskipun sebagian tanam juga tak bisa tumbuh maksimal akibat pengaruh cuaca dan hama,” katanya.

Ngadimin merupakan satu dari sekian banyak petani lainnya di kecamatan Galur Kulonprogo, yang hingga saat ini belum tersentuh program asuransi pertanian yang dikeluarkan pemerintah. Selain tidak menerima informasi tersebut, mereka juga mengaku belum pernah menerima sosialisasi dari pihak terkait.

Lihat juga...