JAKARTA —Riset yang dilakukan oleh Balai Riset Pemuliaan Ikan (BRPI) KKP terkait dengan ikan Patin Perkasa terpilih sebagai salah satu dari 112 Karya Inovasi Indonesia Paling Prospektif oleh Business Innovation Center yang didirikan oleh Kemenristek.
“Berbeda dengan patin biasa, Patin Perkasa memiliki berbagai keunggulan,” kata Kepala BRPI, Joni Haryadi, dalam rilis di Jakarta, Rabu (3/3/2021).
Ia memaparkan, sejumlah keunggulan itu antara lain adalah pertumbuhan lebih cepat 16 – 46 persen, produktivitas lebih tinggi 11 – 46 persen, rasio konversi pakan (FCR) lebih rendah 5,6 – 16,3 persen.
Selain itu, keunggulan lainnya adalah Harga Pokok Produksi (HPP) yang ditetapkan lebih rendah 4,45 – 17,92 persen serta B/C ratio pembesaran lebih tinggi 14,71 – 48,48 persen.
“Riset terkait Patin Perkasa dilaksanakan BRPI sejak 2010, di mana saat itu terpantau kualitas benih patin yang beredar di Indonesia sangat heterogen. Pada umur yang sama, terjadi pertumbuhan yang berbeda-beda di berbagai lokasi di Indonesia,” kata Joni.
Seiring dengan perkembangan patin yang sangat pesat di Indonesia, lanjut Kepala BRPI KKP, masyarakat yang sudah bisa melakukan pemijahan sendiri sehingga penyebarannya menjadi tidak terkendali dan menyebabkan terjadi penurunan genetik.
Selain itu, ujar dia, sejak pertama patin siam masuk ke Indonesia pada tahun 1972, belum terdapat upaya untuk memperbaiki genetik tersebut.
“Pada 2010 hingga 2017, BRPI melakukan seleksi ikan patin, dengan benih yang berasal dari Sukamandi, Jambi, dan Palembang, sebanyak dua generasi. Hasilnya sangat bagus, yakni respon seleksi menunjukkan angka 38,86 persen, sudah memenuhi persyaratan respon seleksi minimal 30 persen,” papar Joni.