Dolar Merosot Saat Kenaikan Imbal Hasil Obligasi Terhenti

Posisi jual dolar AS mencapai 29,33 miliar dolar AS pada pekan yang berakhir 23 Februari, menurut data dari Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas.

Mata uang berisiko termasuk dolar Australia terus rebound dari aksi jual minggu lalu, dengan Aussie juga menguat setelah bank sentralnya, Reserve Bank of Australia, berkomitmen kembali untuk mempertahankan suku bunga pada posisi terendah dalam sejarah.

Mata uang itu terakhir naik 0,77 persen menjadi 0,7831 dolar AS, meskipun tetap di bawah tertinggi tiga tahun 0,8007 dolar AS yang dicapai pada Kamis (25/2).

Karen Jones, seorang analis teknis di Commerzbank, mengatakan bahwa Aussie dan mata uang berisiko lainnya termasuk krona Norwegia tampaknya berbalik dari puncak sementara, yang kemungkinan akan positif untuk dolar AS dalam waktu dekat.

“Tren penurunan dolar AS mungkin sudah berakhir untuk saat ini,” kata Jones dalam sebuah laporan.

Greenback terakhir jatuh 1,09 persen pada 8,466 krona, tetapi bertahan di atas level 8,313 krona per dolar yang dicapai minggu lalu, terlemah untuk dolar dalam lebih dari dua tahun.

Sementara itu, mata uang safe-haven termasuk franc Swiss dan yen Jepang berakhir sedikit lebih kuat, membalikkan pelemahan sebelumnya.

Franc Swiss sebelumnya mencapai level terendah sejak November 2020 terhadap dolar di 0,9193 sedangkan yen merupakan yang terlemah sejak Agustus di 106,95.

Bitcoin jatuh ke sesi terendah setelah Gary Gensler, yang dicalonkan Presiden Joe Biden untuk memimpin Komisi Sekuritas dan Bursa AS, mengatakan bahwa mata uang kripto itu telah menimbulkan masalah baru perlindungan investor.

Bitcoin terakhir turun 4,11 persen menjadi 47.609 dolar AS.

Lihat juga...