Sistem Pendidikan tak Tertata, Anak Indonesia tak Cerdas
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
Contohnya, beberapa dinas pendidikan itu orangnya berasal dari dinas pemakaman atau dinas pertamanan atau satpol PP.
“Apakah sesuai dengan kompetensinya? Ini artinya, sektor pendidikan kan memang tidak pernah dianggap serius. Dianggap semua orang bisa urus masalah pendidikan,” ujarnya lebih lanjut.
Masyarakat juga turut berperan dalam kegagalan menciptakan generasi yang cerdas.
“Komponen pendidikan itu tiga. Rumah, sekolah dan masyarakat. Selama ini kan, hanya sekolah yang dijadikan sentra pendidikan. Jam sekolah anak diserahkan ke institusi pendidikan untuk belajar. Lalu, saat pulang ke rumah, anak diarahkan belajar di bimbel atau guru les. Akhirnya, rumah hanya jadi tempat kos saja,” tandasnya.
Indra menyatakan, sudah saatnya semua orang di Indonesia peduli dengan pendidikan di Indonesia dan bersama mendorong anak-anak bangsa untuk bersiap menghadapi masa depan.
Data global menunjukkan, ada sekitar 200 juta pekerjaan manusia yang akan diambil alih teknologi dan mesin. Ada 370 juta orang yang kehilangan pekerjaannya karena memang pekerjaan itu sudah hilang di era ini.
“Pernyataan peneliti, 65 persen dari anak yang sekarang berada di tingkat SD akan bekerja di bidang yang saat ini belum kita kenal. Atau belum ada. Dan semua bidang itu berbasis inovasi. Jika kita tidak menciptakan ekosistem pendidikan inovasi buat anak-anak Indonesia, maka tidak akan ada kesempatan buat anak-anak kita bersaing,” pungkasnya tegas.