Semburan Gas di Pekanbaru Makin Parah
“Semburan itu berlangsung sampai hampir tengah malam. Setelah itu mereda, dan pada Jumat subuh keluar pasir hitam, dan paginya semburan gas telah bercampur lumpur,” katanya.
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Riau, Indra Agus Lukman, mengatakan pihaknya masih memantau kondisi karena tidak bisa begitu saja langsung menutup semburan gas yang masih cukup kuat.
“Yang kita lakukan saat ini adalah mitigasi, yakni santri dan masyarakat di sekitar sini dipindahkan dan melarang warga lainnya untuk mendekat,” katanya.
Ia mengatakan, untuk upaya penanggulangan insiden semburan gas akan dilakukan oleh tim terpadu yang terdiri dari pemerintah daerah, SKK Migas Sumbagut, dan perusahaan gas EMP Bentul Ltd.
Sementara itu, Act Area Manager EMP Bentu Ltd., Zulfan, mengatakan semburan gas itu tidak ada hubungannya dengan fasilitas dan sumur Gas EMP Bentu. Titik semburan gas berjarak 180 meter dari pipa gas EMP Bentu, dan berjarak satu kilometer dari sumur gas EMP Bentu. Pengeboran terakhir pada 2004, dan produksinya berakhir pada 2013.
“Berhubung lokasi tersebut tidak jauh dari EMP Bentu, maka pihak EMP Bentu sudah berkoordinasi dengan ESDM Provinsi Riau untuk membantu dengan melakukan tindakan,” katanya.
Petugas EMP Bentu di lokasi tersebut, lanjutnya, membantu mengukur konsentrasi Lower Explosive Limit (LEL) dan H2S di lokasi semburan.
“Gas tersebut berpotensi terbakar jika terpicu dan juga beracun,” katanya.
Pihaknya telah menginstruksikan kepada pengelola Pondok Pesantren Al-Ihsan, agar mengisolasi area semburan dan melarang siapa pun mendekat, dan pihak EMP Bentu telah memasang barikade dan memonitor LEL dan H2S secara periodik per enam jam. (Ant)