Indonesia Ajak Malaysia Bekerjasama Lawan Diskriminasi Kelapa Sawit
JAKARTA — Pemerintah Indonesia mengajak Malaysia untuk bersinergi membangun kesamaan pandangan dan kebijakan, dalam menghadapi diskriminasi atau kampanye negatif mengenai kelapa sawit.
“Kedua negara harus bekerjasama secara optimal untuk meningkatkan penerimaan produk sawit di pasar dunia. Sehingga pengembangan produk hilir sawit menjadi pilihan dengan memperhatikan peningkatan nilai tambah produk,” kata Airlangga dalam pernyataan di Jakarta, Jumat.
Pernyataan itu diungkapkan Airlangga, usai bertemu Menteri Industri Perkebunan dan Komoditas Malaysia, Datuk Dr. Mohd Khairuddin Aman Razali dalam Pertemuan Tingkat Menteri Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) 2021 yang diselenggarakan secara daring.
Airlangga juga memaparkan adanya peningkatan produksi biodiesel nasional, karena kebijakan mandatori B30, secara tidak langsung mampu menjaga kestabilan permintaan dan penawaran kelapa sawit secara global.
Untuk itu, pemerintah Indonesia juga mengajak Malaysia guna menjaga keseimbangan pasokan tersebut, agar produksinya tidak berlebih dan harga kelapa sawit di pasar dunia tetap menguntungkan.
“Berkat harga yang relatif stabil, kebijakan ini juga turut membantu kesejahteraan petani kelapa sawit di Indonesia,” ujar Airlangga.
Ia juga memaparkan efektivitas pemanfaatan lahan kelapa sawit untuk produksi 1 ton minyak nabati yaitu hanya 0,26 hektare dibandingkan tanaman nabati lainnya seperti bunga matahari 1,43 hektare dan kedelai 2 hektare berdasarkan data International Union for Conservation of Nature (IUCN).
“Secara keseluruhan, minyak sawit memasok 31 persen kebutuhan minyak nabati dunia dengan total penggunaan lahan yang hanya lima persen,” katanya.