Budidaya Oyong di Lahan Terbatas Mustikasari, Raup Keuntungan
Editor: Makmun Hidayat
BEKASI — Petani di Babakan Bondol, Kelurahan Mustikasari, Mustikajaya, Kota Bekasi, Jawa Barat, mampu menghasilkan keuntungan Rp5 juta per bulan dari budidaya tanam oyong yang dikembangkan di lahan terbatas.
“Harga oyong saat ini sedang bagus Rp8.000/kilogram. Kami biasa langsung menjual ke warung-warung sayur di perkampungan saja, dua hari sekali panen,” ungkap Aji petani muda, di Mustikasari, kepada Cendana News, Senin (8/2/2021).
Dua hari sekali panen rata-rata bisa mencapai 40 kilogram dari tiga baris tanaman sayuran oyong yang telah ditata dengan rambatannya.
Aji bersama keluarganya dari daerah Banjar Negara, Jawa Tengah, bertani dengan menggarap lahan milik perusahaan timah yang belum dimanfaatkan. Budidaya oyong adalah satu satu jenis tanaman sayuran yang dikembangkan.
Menurutnya, budidaya sayuran yang cepat panen seperti oyong hanya 40 hari dari masa tanam langsung panen pertama.
“Ini hanya tanaman penyelang, beberapa baris di lahan kosong, modal pun hanya beli bibit Rp700 ribuan. Tapi hasilnya lumayan bisa mencapai 40 kilogram sekali panen. Panennya dua hari sekali,” ujar Aji.
Lebih lanjut dikatakan, oyong bisa panen hingga beberapa kali, asal rajin melakukan perawatan seperti penyemprotan dan pemberian nutrisi.
Saat ini memasuki musim hujan, rata-rata sayuran dengan sistem konvensional begini tidak tahan air. Sehingga harus kerja ekstra saat hujan membuat saluran pembuangan air.
Toyanah menambahkan selain budidaya oyong, di lahan tersebut mereka juga budidaya terong ungu, yang memiliki harga yang sama. Terong, imbuhnya, memiliki waktu lama masa panennya.
Diakuinya di atas lahan sekitar satu hektaran tersebut aneka sayuran dibudidayakan. Hal tersebut sebagai penghasilan tambahan.