Ternyata Peserta Didik di SD pun Sudah Kreatif dan Mampu Berinovasi
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
JAKARTA — Banyak yang meragukan saat peserta didik tingkat dasar diperkenalkan dengan sistem Integrated Learning berbasis project. Tapi hal ini berhasil ditepis saat dilakukan penerapan di salah satu Sekolah Dasar di Klaten. Peserta didik terlihat menikmati peluang mereka dalam menerapkan pengetahuan mereka dalam mencipta dan berkolaborasi.
Guru Kelas Bawah (SD Kelas 1-3) SD Maria Assumpta Klaten Fransisca Reina menyatakan, penerapan Integrated Learning berbasis project pada anak didiknya dilakukan dengan private project atau tugas perseorangan.
“Tugas yang diberikan memiliki periode mingguan melalui literasi, pembuatan produk dan penilaian. Kami menggunakan bahan cerita untuk membuat peserta didik mudah mengerti dan tidak jenuh. Dari bahan tersebut mereka akan membuat tugas yang sudah ditentukan temanya,” kata Reina dalam acara pendidikan online, Kamis (14/1/2021).
Mekanisme pembelajaran dilakukan secara blended. Dimana ada handout yang harus diambil orang tua seminggu sekali dengan sistem drive-thru ke sekolah sesuai dengan jam yang ditentukan.
“Ada tatap muka daring melalui zoom atau google meet, seminggu dua kali. Yang pertama untuk penjelasan tugas dan yang kedua untuk pemantauan tugas,” urai Reina.
Guru, lanjutnya, akan menyapa peserta didik setiap hari melalui WA Grup untuk memantau jurnal harian dan kondisi project.
“Tugas yang diberikan, akan diserahkan hasilnya pada minggu berikutnya bersamaan pengambilan handout minggu berjalan,” ucapnya.
Pemberian handout project sudah bersamaan dengan berkas penilaian.
“Capaian pembelajaran, bahan literasi, langkah pengerjaan project dan rubrik penilaian itu kita berikan saat handout. Jadi orang tua dan siswa tahu apa yang harus mereka lakukan untuk mendapatkan penilaian memenuhi kompetensi,” tandasnya.