Pencak Silat, Aset Budaya yang Perlu Dilestarikan
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
Dia mengapresiasi seluruh jajaran yang telah bekerja keras dalam memperjuangkan warisan budaya leluhur ini untuk dijadikan sebagai salah satu sarana diplomasi kebudayaan di Jabar. Apalagi dengan dukungan dari UNESCO yang menjadikan pencak silat sebagai Warisan Budaya Tak Benda, secara tidak langsung memotivasi semua pihak untuk bersemangat melestarikan.
“Saya kira itulah tugas kita semua untuk menyiapkan cetak biru, menyiapkan keberpihakan secara nyata sehingga pencak silat bisa lahir kembali menjadi budaya utama di Jabar,” katanya.
Jabar telah mendeklarasikan Hari Pencak Silat jatuh pada 12 Desember. Ia pun mengusulkan kepada pemerintah pusat agar menetapkan 12 Desember sebagai Hari Pencak Silat Nasional.
“Tanggal 12 Desember kami mendeklarasikan sebagai Hari Pencak Silat di Jabar, mudah-mudahan bisa diterima oleh pemerintah pusat, karena kami juga mengusulkan untuk dijadikan Hari Pencak Silat Nasional,” kata Kang Emil yang telah mendapatkan anugerah Pendekar Jabar dari Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Jabar.
Ketua IPSI Jabar, H. Phinera Wijaya alias Kang Icak, mengatakan, anugerah Pendekar Jabar diberikan kepada Kang Emil karena Kang Emil berkomitmen untuk memperjuangkan dan mempromosikan pencak silat ke seluruh negara di dunia.
Prestasi besar ini bukan suatu kebetulan melainkan karena kerja keras, apresiasi disampaikan untuk sosok seorang Ridwan Kamil dengan semangat juara menunjukkan kepedulian. Ketika baru menjabat sebagai Gubernur Jabar langsung memberikan dukungan sepenuhnya kepada pencak silat dengan promosi kepada UNESCO di negeri Belanda, Belgia dan Perancis pada Oktober 2018.