Peluang Pasar Minyak Esensial Masuk Uni Eropa Terbuka Lebar
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
JAKARTA – Peluang Indonesia untuk meningkatkan penjualan di pasar minyak esensial Uni Eropa dinyatakan terbuka lebar. Karena berdasarkan hasil survei, para buyer Uni Eropa, secara umum menganggap Indonesia sebagai negara sumber yang penting. Asalkan Indonesia bisa memenuhi beberapa aspek yang menjadi concern para buyer dari Uni Eropa.
CBI Coordinating Experts in Indonesia, Dika Rinakuki, menyatakan di Uni Eropa pemasok esensial saat ini memang masih dipegang Brazil, Cina dan India, karena mereka memiliki harga yang sangat kompetitif.
“Tapi bukan berarti Indonesia tidak bisa menambah jumlah pasokan dari 3 persen untuk minyak esensial umum dan 7 persen untuk minyak esensial spesial ke Uni Eropa. Karena menurut survei yang dilakukan CBI, mayoritas buyer Eropa menganggap Indonesia sebagai negara sumber minyak esensial yang penting,” kata Dina dalam acara online tentang barang natural, Selasa (29/12/2020).

Dan hasil survei juga menunjukkan bahwa dari segi kualitas, kuantitas, harga dan kemampuan untuk memenuhi pemesanan dalam tingkat OK.
“Tapi masih ada beberapa catatan, terutama untuk pelaku usaha UKM terkait ketidakkonsistenan kualitas, kontaminasi pada produk yang masih sering ditemukan dan pelayanan suplai terhadap buyer,” ujarnya.
Ia menyebutkan pelaku usaha Indonesia juga memiliki banyak pilihan pasar pada sektor minyak atsiri. Salah satunya adalah pasar kosmetik.
“Pada tahun 2017, nilai tertinggi pasar kosmetik dicatat oleh Eropa dengan 78 miliar Euro, diikuti dengan Inggris dengan 67 miliar Euro, Cina 43 miliar Euro, Korea 30 miliar Euro dan Brazil 25 miliar Euro. Dan ini tentunya membuka peluang Indonesia untuk masuk dan meningkatkan jumlah ekspor ke negara-negara tersebut. Yang dalam hal ini, targetnya adalah Eropa,” ujar Dika.