Dolar AS Jatuh pada Akhir Perdagangan Jumat Pagi
Federal Reserve pada Rabu (16/12/2020), mengatakan akan terus menyalurkan uang tunai ke pasar keuangan sampai pemulihan ekonomi AS aman. Janji bantuan jangka panjang tidak memenuhi harapan beberapa investor untuk segera bergerak.
Indeks dolar naik setelah pengumuman Fed, tapi jeda itu berumur pendek. Di Eropa, sterling mengupas keuntungan terhadap dolar setelah Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, meragukan kemungkinan kesepakatan perdagangan Brexit.
Optimisme pada Kamis (17/12/2020) pagi, bahwa Uni Eropa dan Inggris akhirnya akan mencapai kesepakatan perdagangan pasca-Brexit mendorong pound, yang naik menjadi 1,3625 dolar, level tertinggi sejak Mei 2018, tetapi sejak itu mengembalikan sebagian kenaikannya. Pound terakhir naik 0,50 persen di 1,3578 dolar.
Menteri Senior Inggris, Michael Gove, awalnya telah menempatkan peluang untuk mengamankan kesepakatan perdagangan dengan Uni Eropa kurang dari 50 persen pada Kamis (17/12/2020), menimbulkan nada pesimis yang sangat kontras dengan pernyataan kepala negosiator Uni Eropa, yang menunjukkan ada kemajuan yang baik.
Inggris menyelesaikan pemberangkatannya dari blok itu dalam dua minggu. Bank sentral Inggris (BoE) pada Kamis (17/12/2020), mengatakan siap untuk mentolerir lonjakan inflasi, jika terjadi Brexit tanpa kesepakatan dalam waktu dua minggu, tetapi mempertahankan stimulusnya tidak berubah ketika Inggris dan Uni Eropa memasuki permainan akhir dari pembicaraan kesepakatan perdagangan mereka.
Euro terakhir naik 0,52 persen menjadi 1,2266 dolar, tertinggi sejak April 2018. Dolar merosot 0,05 persen terhadap franc Swiss di 0,8844 dolar. (Ant)