Akademisi: Asesmen Nasional Bukan Kunci Peningkatan Mutu Pendidikan Indonesia
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
Jika semua hal ini sudah disosialisasikan dan menjadi kebiasaan, maka yang berikutnya adalah penyusunan kurikulum. Selanjutnya, jika ini semua sudah secara sistemik terintegrasi dengan bagus, antara kebiasaan, kurikulum dan sistem skoring dan hasilnya diketahui oleh anak, orang tua dan anak agar anak bisa difungsikan sebagai peningkat kualitas mutu pendidikan
“Kalau sekarang kan tiba-tiba ada assesment. Jika ini tidak dilakukan maka apa yang disebut sebagai pengukuran ability menjadi hal yang perlu dipertanyakan,” tandasnya.
Senada, Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Prof. DR. Cecep Darmawan juga mempertanyakan apa alat ukur yang dipergunakan untuk mengukur berbagai karakter yang ada dalam sistem AN.
“Apa alat ukurnya dan teknis pelaksanaannya seperti apa? Kemudian model survei karakter itu apakah memang bisa diukur? apakah bisa dilakukan dalam waktu tertentu? Apakah AN ini benar bisa meningkatkan mutu pendidikan Indonesia,” tanyanya dengan tegas.
Ia menyatakan, dalam pandangannya AN bukanlah jawaban atas keinginan pemerintah untuk menaikkan mutu pendidikan Indonesia.
“Yang benar itu adalah meningkatkan kompetensi, meningkatkan fasilitas pembelajaran dan setarakan semua kualitas instansi pendidikan. Kalau begitu kan tidak perlu ada zonasi lagi. Semuanya sama,” pungkasnya.