SMPN 1 Titehena di Flores Timur jadi Sekolah Inklusif
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
LARANTUKA – Sekolah inklusif yang menerima anak-anak berkebutuhan khusus dan difabel untuk belajar bersama anak-anak normal masih sangat jarang di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tengggara Timur (NTT).
Hal ini terjadi karena pihak sekolah tidak memiliki tenaga pendidik yang mampu untuk mendidik anak-anak berkebutuhan khusus dan difabel, sebab teknik pembelajarannya pun harus disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan anak didik.
“Sekolah kami menjadi sekolah inklusif dan saat ini kami memiliki dua anak difabel,” ungkap Fransiskus Dollu, Kepala Sekolah SMPN 1 Titehena, Desa Lewolaga, Kabupaten Flores Timur (Flotim), NTT, saat ditanya, Kamis (19/11/2020).

Frando sapaannya menyebutkan, ada juga warga di sekitar sekolah yang juga memiliki keterbelakangan mental dan pihaknya ingin mendidik anak-anak difabel agar bisa memperoleh pendidikan layak.
Ia sebutkan, sekolah SMPN 1 Titehena terbuka untuk siapa saja, karena selama ini banyak sekolah dan guru menutup diri dengan anak berkebutuhan khusus serta difabel.
“Setiap orang memiliki hak yang sama memperoleh pendidikan karena di Undang-Undang Dasar 1945 juga disebutkan hal itu. Maka kami menerima anak-anak berkebutuhan khusus untuk belajar di sekolah kami,” ucapnya.
Frando mengatakan, sekolah perlu mendidik anak-anak agar memiliki kecakapan hidup. Jangan sekadar teori saja agar kelak bisa mengembangkan apa yang didapatkan dari lembaga pendidikan untuk bekal mencari nafkah.