Ketahanan Pangan di Perkotaan melalui Metode Kompos Aktif
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
“Sukseskan ketahanan pangan melalui metode kompos aktif. Tentunya harus mendapat dukungan pemerintah untuk melakukan sosialisasi bersama agar menjadi program bersama,” tukasnya.
Hamim, dulu merupakan ASN di Kementerian Keuangan sejak era Presiden Kedua RI, HM Soeharto. Tapi sejak tahun 2000-an mengundurkan diri. Ia mengaku sebelumnya tidak memiliki basic pertanian sama sekali.
Dulu di era Presiden Soeharto, setiap tahun di lapangan Banteng di depan kantor Kemenkeu, selalu digelar pameran flora dan fauna. Dari situ ia mengaku, mulai tertarik dengan pertanian karena memiliki karakter unik dan produktif.
“Saya berpikir jika pertanian dikelola dengan baik, akan mampu memberi hasil luar biasa. Dengan berlimpahnya kekayaan, sektor pertanian memberi kontribusi besar bagi APBN,” tukasnya.
Saat itu, jelasnya, Kemenkeu ditunjuk oleh Presiden Soeharto mengkoordinasikan sistem perdagangan bebas yang di dalamnya ada sektor agrobisnis dan industri. Setelah Presiden Soeharto menyatakan Indonesia ikut serta dalam WTO atau sebagai negara anggota perdagangan bebas.
“Saat itu salah satu sektor adalah pertanian. Dari sana saya lihat ada ratifasi peraturan. Melihat peluang besar yang ada akhirnya saya memutuskan pensiun dini. Fokus di pertanian,” paparnya, mengaku mengabdi pada negara tidak harus di jalur pemerintah.
Setelah mundur dari ASN Hamim terus memperdalam tentang pertanian dengan rutin berkunjung di pameran, untuk belajar tanaman hias seperti apa, skala budi daya, sampai berkebun. Akhirnya juga belajar dari sisi ekonomi dan teknologi budi daya. Dengan teknologi yang ada coba melakukan sendiri, mengalir saja.