Waspadai Bencana Hidrometeorologi akibat La Nina dan IOD Negatif
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
JAKARTA – Prakiraan potensi terjadinya La Nina dengan intensitas lemah hingga sedang dan IOD Negatif di Samudera Hindia, dinyatakan bisa memicu bencana hidrometeorologi.
Kasubbid Informasi Iklim dan Kualitas Udara Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Siswanto, MSc, menyatakan bencana hidrometeorologi yaitu hujan deras hingga ekstrem memicu banjir atau longsor, berpotensi dapat terjadi bahkan ketika tidak ada gangguan anomali iklim atau ketika ada background gangguan anomali iklim seperti La Nina atau El Nino.

“Saya berpendapat peluang bencana hidrometeorologi pada kondisi La Nina dan IOD Negatif yang diprediksikan terjadi nanti, dapat meningkatkan peluang dan risiko terjadinya kejadian ekstrem tersebut,” kata Siswanto saat dihubungi, Kamis (10/9/2020).
Ia juga menyebutkan potensi lebih besar akan terjadi pada daerah yang memberikan respon positif, dalam bentuk peningkatan curah hujan, saat terjadinya La Nina.
“Menurut data historis, potensi ini akan terjadi di pesisir barat Sumatera sebelah selatan, sebagian besar Jawa, Sulawesi tengah, sekitar Teluk Cenderawasih dan Papua,” ujarnya.
Hasil analisa BMKG hingga akhir Agustus 2020 terhadap anomali suhu muka laut pada zona ekuator di Samudera Pasifik menunjukkan adanya potensi La Nina pada indeks Nino3.4 = -0.69, yang berpotensi mengakibatkan peningkatan curah hujan di sebagian wilayah Indonesia pada saat musim hujan.