Pupuk Bersubsidi di Karanganyar Langka, Kuota Dipangkas 40 Persen
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
SOLO – Keluhan petani akibat sulitnya mendapatkan pupuk bersubsidi mendapat jawaban dari Dinas Pertanian Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Keberadaan pupuk bersubsidi yang sangat sulit ditemukan tak lain imbas dari pengurangan jatah pupuk bersubsidi secara nasional.
Kepala Dinas Pertanian Karanganyar, Siti Maesaroh, menjelaskan, pupuk bersubsidi yang ada di Karanganyar saat ini tidak sesuai dengan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK). Jika pada RDKK tahun 2020 ini sebanyak 24 ribu ton kebutuhan petani di Karanganyar, namun yang tersedia hanya 13 ribu ton. Jumlah ini pun harus tersebar di 17 kecamatan yang ada di Karanganyar.

“Sesuai dengan SK Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan, penebusan pupuk bersubsidi harus menggunakan kartu tani. Petani yang belum memiliki kartu tani atau punya kartu tani tapi tidak bisa membeli pupuk, berarti kartu taninya terblokir. Untuk mengaktifkan silakan datang ke BRI Desa setempat,” ujar Siti Maysaroh, Jumat (4/9/2020).
Kelangkaan pupuk bersubsidi menurut Siti Maesaroh tak lain dampak dari pengurangan kuota yang terdapat dalam RDKK. Kondisi ini tak hanya terjadi di Karanganyar melainkan secara nasional, karena semua kuota pupuk bersubsidi dipangkas 40 persen. Sebanyak 24 ribu ton sesuai dengan RDKK ini hanya dicontohkan untuk kebutuhan pupuk urea. “Jadi memang terbatas pupuk subsidi kita saat ini,” tambahnya.
Sebagai solusi karena pupuk bersubsidi terbatas, Kadistan Karanganyar itu mengimbau kepada petani untuk bisa mencukupi dengan membeli pupuk non subsidi. Selain itu, petani juga diminta untuk lebih memanfaatkan pupuk kompos dibanding dengan pupuk non subsidi yang harganya sangat jauh jika dibanding dengan pupuk subsidi.