Per-bulan, TPS3R Denpasar Hasilkan 15 Ton Kompos

Aktivitas di TPS3R Denpasar yang mengolah sampah organik dan menghasilkan 15 ton kompos per-bulan – Foto Ant

DENPASAR – Keberadaan Tempat Pembuangan Sampah Reuse, Reduce dan Recycle (TPS3R) di Kota Denpasar, Bali, berhasil mengurangi distribusi sampah menuju tempat pembuangan akhir. Setiap bulannya fasilitas tersebut mampu menghasilkan 15 ton kompos.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Denpasar, Ida Bagus Putra Wirabawa mengatakan, keberadaan TPS3R di Kota Denpasar, saat ini sukses membantu mengurangi distribusi sampah langsung menuju TPA. Hal tersebut tidak terlepas dari adanya upaya untuk memilah sampah secara terpadu, dari hulu atau sumber sampah.

Hingga saat ini, TPS3R di Denpasar terdapat di tiga lokasi, Desa Kesiman Kertalangu, Jalan Bung Tomo dan TPA Suwung. Ketiga sarana tersebut telah sukses memproduksi pupuk kompos 15 ton setiap bulannya. “Setiap bulannya, kami mampu memproduksi pupuk kompos dari sampah organik sebanyai 15 ton, jumlah tersebut belum termasuk sampah an-organik yang ditangani dan diolah oleh bank sampah di Kota Denpasar,” ujarnya.

Putra Wirawibawa menyebut, sinergitas dalam upaya menciptakan Denpasar yang bersih, indah dan asri, merupakan upaya berkelanjutan. Kegiatannya memerlukan sinergitas bersama semua pihak. Baik dari masyarakat, yayasan, dan kelompok swakelola sampah, semuanya menjadi sangatlah penting.

Di Kota Denpasar terdapat sedikitnya 220 bank sampah, yang posisinya tersebar di empat kecamatan. “Tentu ini sangat produktif dalam mensukseskan pengolahan sampah dari sumber, namun hal ini diperlukan dukungan masyarakat untuk memilah sampah, sebelum diangkut oleh swakelola sampah. Kerja sama ini sangat penting, sehingga diharapkan sampah harian Kota Denpasar yang mencapai 900 ton dapat dikurangi pergerakannya menuju TPA,” ucapnya.

Putra Wirawibawa mengatakan, pupuk kompos hasil produksi tersebut, sudah siap didistribusikan. Sasaran distribusi adalah, desa dan kelurahan, yayasan, sekolah, serta komunitas-komunitas yang bergerak di bidang pertanian dan perkebunan. Selain itu, juga dimanfaatkan untuk memupuk taman yang ada di pinggir jalan. “Di masa pandemi COVID-19 ini, banyak masyarakat yang menekuni hobi bertani untuk menciptakan ketahanan pangan. Bagi yang memerlukan bisa mengajukan permohonan melalui DLHK Kota Denpasar,” pungkasnya. (Ant)

Lihat juga...