PBB Desak Gencatan Senjata Diteruskan Sampai Akhir Tahun

MARKAS PBB NEW YORK — Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres akan mendesak para pimpinan negara untuk meneruskan gencatan senjata sampai akhir 2020 agar fokus penanggulangan COVID-19 tidak terpecah.

Namun, Guterres, yang akan menyampaikan desakan itu lewat pidato tahunannya minggu depan, mengatakan ia mungkin akan kehilangan peluang karena banyak presiden dan perdana menteri tidak akan menghadiri langsung peringatan 75 tahun terbentuknya PBB di New York, Amerika Serikat.

Walaupun demikian, Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin kemungkinan akan menghadiri acara peringatan tersebut.

Namun, adanya pandemi menyebabkan kehadiran dua presiden itu, bersama 170 kepala negara dan kepala pemerintahan lainnya, akan berlangsung lewat dunia maya. Ratusan pemimpin itu akan berbicara lewat video yang ditayangkan dalam pertemuan tersebut. Rangkaian acara peringatan akan berlangsung selama satu minggu dan mulai sejak 22 September.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump akan jadi satu-satunya kepala negara yang menyampaikan sambutannya secara langsung pada hari pertama. Guterres juga akan menyampaikan pidatonya secara langsung di Markas PBB New York.

Pembacaan pidato dan kata sambutan itu akan mengawali rangkaian kegiatan dan ratusan pertemuan yang biasanya berlangsung di sela-sela acara utama.

“Diplomasi jelas banyak bergantung pada pertemuan fisik/langsung. Jadi, kemungkinan kita akan mengalami banyak kehilangan karena situasi itu, apalagi prioritas saya … meneruskan gencatan senjata global,” kata Guterres, Senin, di Markas PBB.

Harapan

Sejak desakan untuk gencatan senjata disampaikan pada Maret 2020, Guterres mengatakan ada sejumlah “sinyal positif”, di antaranya perjanjian damai di Sudan, mulainya perundingan damai Pemerintah Afghanistan dan Taliban, berkurangnya kekerasan di Suriah, Libya, dan Ukraina, serta “negosiasi yang intens” yang berujung pada perundingan damai di Yaman.

Lihat juga...