Meski Pandemi, Omzet Pedagang Bumbu Masak Siap Pakai di Jambi Stabil
JAMBI – Sejumlah pedagang bumbu masak siap pakai, di pasar-pasar tradisional di Kota Jambi menyebut, omzet penjualan mereka masih stabil, meski saat ini sedang berada di masa pandemi COVID-19.
“Boleh dikatakan, omzet sudah kembali, dan relatif stabil, meski di awal pandemi pendapatan kami sempat turun,” kata Emay, salah seorang pedagang bumbu di Pasar Handil Kota Jambi.
Beberapa pedagang bumbu lainnya menyebut, omzet penjualan sudah mulai pulih. Bahkan cenderung meningkat dalam beberapa pekan terakhir. Saat masyarakat sudah mulai berbelanja ke pasar, para pedagang mengaku mulai mendapatkan rasa percaya diri dengan omzet penjualannya. “Selain yang berbelanja ke pasar, para pedagang warung juga banyak memesan bumbu masakan yang sudah jadi ini,” katanya.
Dengan uang mulai Rp7.000, maka sudah siap untuk memasak rendang, gulai, klio, semur serta lainnya. Harga bumbu tergantung dengan jumlah bahan yang akan dimasak. “Bumbunya kami ulek atau tumbuk sendiri di pasar ini, sebagian pakai mixer. Pembeli lebih senang membeli yang kami ulek sendiri untuk beberapa jenis bumbu, komposisinya disesuaikan dengan berapa banyak yang akan dimasaknya,” katanya.
Selain melayani pembeli langsung, Emay juga membuat bumbu yang dikemas dengan plastik, untuk dijual di warung-warung oleh para pedagang. Bumbu jadi itu dijual di kisaran harfa Rp7.000, untuk paket kecil, dan Rp15.000 hingga Rp20.000 tergantung bahan yang akan dimasak. “Kita siasati saja jualannya, dan memang ibu-ibu sekarang lebih senang pakai bumbu jadi,” kata Tandi, pedagang bumbu siap pakai lainnya di Pasar Keluarga Sipin.
Tandi menyebut, saat ini telah ada bumbu jadi dalam bentuk sachet di toko swalayan. Namun mereka optimistis, bumbu jadi di pasar tradisional masih tetap diburu oleh keluarga. “Memang sudah ada bumbu pabrikan, laku pula mereka. Tapi kami juga punya konsumen tersendiri, masih banyak yang beli, bahkan kami pertahankan kekhasan bumbu dengan rempah yang masih segar dan berkualitas,” tandasnya.