CDC AS Sebut Orang Tanpa Gejala Covid-19 tak Perlu Dites

Seorang warga diambil sampel lendirnya oleh petugas medis di Beijing, China, dalam tes asam nukleat COVID-19. (ANTARA/HO-CRI/mii/TM)

Tujuannya adalah “pengujian yang sesuai,” bukan lebih banyak pengujian demi pengujian itu sendiri, kata Girior.

Negara Bagian California pada Rabu, mengumumkan kesepakatan dengan PerkinElmer untuk meningkatkan hampir dua kali lipat kapasitas uji dan memangkas waktu yang dibutuhkan dalam memperbaiki akses uji dan menurunkan biayanya.

Uji terhadap orang-orang tanpa gejala yang dilakukan terlalu dini untuk mendeteksi secara akurat virus dapat mendorong ke rasa aman yang semu, dan berpotensi membantu penyebaran virus itu, katanya.

Girior mengatakan, pedoman baru itu tak didorong oleh kekurangan pengujian.

Para pakar pengujian, mengatakan langkah itu dapat merugikan upaya pelacakan kontak untuk mencegah penyebaran virus.

“Tak dapat dipahami mengapa pedoman ini mendadak diubah. Tak ada sains baru yang kami sadari,” Dr. Leana Wen, mantan komisioner kesehatan Baltimore dan profesor tamu di Sekolah Kesehatan Masyarakat Institut Milken Universitas George Washington mengatakan kepada CNN. “Kita butuh lebih banyak tes, bukan lebih sedikit.”

Pedoman baru itu merupakan kolaborasi antara CDC, Badan Pengawasan Makanan dan Obat dan HHS, yang mengawasi dua badan itu. (Ant)

Lihat juga...