Kekhawatiran Corona Sebabkan Harga Minyak Turun Tipis
NEW YORK – Harga minyak menetap sedikit lebih rendah pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), ketika kekhawatiran permintaan karena lonjakan baru dalam kasus virus Corona dibayangi perkiraan pemerintah AS untuk produksi lebih rendah.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman September kehilangan dua sen, menjadi ditutup pada 43,08 dolar AS per barel. Sedangkan minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus, turun hanya satu sen menjadi 40,62 dolar AS per barel.
Di awal sesi, pasar bangkit karena perkiraan permintaan yang lebih tinggi, dan lebih banyak data pekerjaan bullish, kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group di Chicago. Tetapi, pasar menghapus keuntungan ketika fokus kembali ke kasus virus Corona yang meningkat.
Badan Informasi Energi AS (EIA), meramalkan permintaan minyak global akan pulih sampai akhir 2021, memperkirakan permintaan 101,1 juta barel per hari (bph) pada kuartal ke empat tahun depan.
“Permintaan minyak global terus pulih lebih cepat dari perkiraan sebelumnya,” Linda Capuano, administrator EIA, mengatakan, mencatat konsumsi bahan bakar cair global pada kuartal ke dua turun rata-rata 16,3 juta barel per hari dari tahun sebelumnya.
Harga minyak juga mendapat dorongan ketika pasar ekuitas sedikit lebih tinggi, setelah survei Pembukaan Pekerjaan dan Perputaran Tenaga Kerja (JOLTS) AS untuk Mei menunjukkan kenaikan bulanan terbesar untuk perekrutan.
Namun, 16 negara bagian AS telah melaporkan rekor peningkatan kasus baru Covid-19 dalam lima hari pertama Juli.
Florida memperkenalkan kembali beberapa batasan pembukaan kembali ekonomi. California dan Texas juga melaporkan tingkat infeksi yang tinggi. Bagian lain dunia, seperti Australia, juga dilanda kebangkitan infeksi baru.