Inilah Inovasi IKM Lontar Flores Produksi Antiseptik
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
Kesulitan dalam memproduksi antiseptik secara tradisional sebut Stev, yakni harus sabar karena penyulingannya harus berkali-kali. Selain itu ucapnya, selama proses penyulingan tidak bisa ditinggal karena takut pipa stainlessnya bocor dan menimbulkan kebakaran.
Dirinya pernah menyampaikan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka mengenai produk antiseptiknya agar bisa dibeli namun belum ditanggapi.
Ia juga mengakui masih sulit menghilangkan bau alkohol dari Moke atau Arak tetapi sudah berhasil membuatnya lebih lembut.
“Saya memiliki mimpi untuk produksi secara massal dan dijual dalam jumlah banyak. Saat ini pun saya masih memproses pengurusan izin di BPOM Ende sehingga bisa terdaftar,” tuturnya.
Sementara itu, Sonya da Gama, mengakui senang melihat ada produk antiseptik yang diproduksi industri kecil di Desa Watugong, mengingat banyak pohon Tuak atau Lontar di Kabupaten Sikka.
Sonya mengaku, tempat penjualan Floressa Art Shop juga sedang melakukan uji coba mempromosikan atau memasarkan produk ini agar diketahui masyarakat dan sudah banyak respon pembeli.
“Kami sementara memasarkan antiseptik ini agar bisa familiar dan dibeli masyarakat. Ini merupakan sebuah terobosan dari produk lokal memanfaatkan potensi yang ada di daerah ini,” ucapnya.