Hadapi Perbedaan Perlu Moderasi Berdasar Pancasila
JAKARTA – Direktur Eksekutif Inisiatif Moderasi Indonesia (InMind) Institute, Yon Machmudi, mengatakan moderasi yang berdasarkan Pancasila akan terus diperlukan oleh bangsa Indonesia, agar mampu bertahan dalam berbagai macam perbedaan.
“Dengan bersikap moderat, masyarakat Indonesia akan terbiasa menghadapi perbedaan pandangan politik. Berbeda itu biasa, tetapi tidak mengorbankan prinsip. Moderasi berarti membuka dialog dan bersikap terbuka, tetapi bukan berarti tidak memiliki prinsip. “Moderasi merupakan sikap tidak kaku ketika berbeda bukan berarti tidak bisa menjadi teman atau sahabat,” katanya, dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin (6/7/2020).
Dalam Kajian Inisiatif Moderasi Indonesia (InMind) Institute mengenai moderasi di Indonesia yang diselenggarakan melalui Google Meet pada akhir pekan lalu itu, dia lebih jauh menjelaskan bahwa bangsa Indonesia saat ini perlu mewarisi konsensus (moderasi) para pendiri bangsa.
“Kesepakatan berupa Pancasila itu yang kita warisi bukan malah melanggengkan konflik. Sekarang ini ada kelompok yang mau menegakkan agama, tetapi tidak menginginkan Pancasila dan ada juga kelompok yang seakan mau menegakkan Pancasila, namun tidak menginginkan agama. Ini yang harus kita waspadai,” katanya.
Kajian InMind Institute tentang Moderasi itu turut menghadirkan Pembina InMind Institute, Tommy Christomy, Kepala Pusat Penelitian Politik LIPI, Firman Noor, dan Ketua Departemen Studi Sejarah Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Abdurakhman.
Kajian berbentuk diskusi ini dimoderatori Direktur Kajian dan Pelatihan InMind Institute, Hardianto W Priohutomo.