Indonesia-Malaysia Sepakat Bangun Kembali Pariwisata
“Kita harus dapat memastikan penanganan COVID-19 di masing-masing negara telah teratasi dengan baik. Hal ini penting untuk dapat menimbulkan rasa kepercayaan wisatawan dari masing-masing negara fokus pasarnya. Trust is the new currency dalam masa kenormalan baru,” kata Nia.
Kemenparekraf telah menyiapkan handbook yang mengacu kepada standar global sebagai panduan teknis untuk pelaku usaha di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Handbook ini merupakan turunan yang lebih detil dari protokol yang sedang disusun oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berdasarkan masukan dari Kemenparekraf untuk sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Dengan diterapkannya protokol ini dengan baik, diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan wisatawan. Hal ini sangat penting karena gaining trust atau confidence adalah kunci dalam percepatan pemulihan, jadi harus sangat diperhatikan dan diimplementasikan.
“Penerapan protokol cleanliness, health and safety (CHS) menjadi program penting yang saat ini tengah dijalankan. Sehingga saat nantinya gerbang antarnegara dapat dinyatakan dibuka, kepercayaan wisatawan akan faktor-faktor tersebut dapat terjaga dengan baik,” kata Nia.
Hal senada dikatakan Sri Nancy Shukri. Menurut dia, Indonesia dan Malaysia harus dapat meningkatkan kerja sama untuk dapat meningkatkan sektor pariwisata ke depan.
Untuk saat ini Malaysia masih akan lebih fokus dulu terhadap pasar domestik dengan berbagai program yang akan dijalankan. Selaras dengan penerapan protokol kesehatan yang juga akan dijalankan dengan ketat.
“Sektor pariwisata harus dapat beradaptasi dengan baik untuk dapat meningkatkan kembali kepercayaan wisatawan agar dapat melakukan perjalanan, tinggal lebih lama ke banyak destinasi,” katanya.