Senyawa Bertanda, Solusi di Bidang Kesehatan

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

JAKARTA – Di tengah banyaknya stigma negatif masyarakat terhadap nuklir, perkembangan pemanfaatan iptek nuklir terus berkembang dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Di Indonesia, peran Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) dalam pemanfaatan iptek nuklir untuk kesejahtaraan masyarakat ini diwujudkan dengan menghasilkan berbagai senyawa bertanda yang bermanfaat di dunia kesehatan.

Senyawa bertanda atau sering disebut dengan labeled compound ini menurut peneliti Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan (PSTNT), BATAN, Isti Daruwati, dapat berupa senyawa kimia atau bahan obat yang diberi unsur radioaktif.

“Senyawa ini kemudian direaksikan dengan suatu unsur radioaktif, sehingga senyawa yang semula tidak radioaktif menjadi senyawa yang mengandung unsur radioaktif,” kata Isti, Senin (6/4/2020).

Ia memaparkan bahwa mengikatkan unsur radioaktif dengan senyawa kimia atau bahan obat tadi dilakukan dengan mekanisme reaksi kimia yang tidak rumit.

“Senyawa yang telah ditandai dengan radioaktif ini banyak dimanfaatkan di berbagai kegiatan seperti di bidang industri sebagai perunut atau tracer dan di bidang kesehatan untuk mendeteksi atau terapi penyakit kanker,” ujarnya.

Seiring dengan perkembangan di dunia kedokteran, kebutuhan terhadap senyawa bertanda sebagai diagnosis atau terapi semakin besar. Untuk itulah BATAN menggandeng beberapa pihak untuk bekerja sama dalam pemanfaatan teknologi nuklir khususnya di bidang kesehatan.

“PSTNT BATAN telah bekerja sama dengan fakultas farmasi UNPAD dalam mengembangkan senyawa bahan alam yaitu mangostin yang ditandai dengan iodium-131. Mangostin ini merupakan isolat dari kulit manggis yang telah dikenal lama sebagai obat kanker namun perlu dibuktikan secara ilmiah terlebih dahulu,” tambahnya.

Lihat juga...