Pendekatan Agama Bantu Restorasi Lahan Gambut

JAKARTA – Badan Restorasi Gambut (BRG) terus mendorong pendekatan agama untuk membantu upaya restorasi di desa-desa peduli gambut yang ada di seluruh Indonesia.

“Di dalam pendekatan sosial ada pendekatan keagamaan. Bagaimana restorasi gambut yang perlu melibatkan banyak orang dan di dalamnya melibatkan stakeholders, karena itu di situ ada pendekatan moral keagamaan,” kata Kepala Kelompok Kerja Edukasi dan Sosialisasi BRG, Suwignya Utama, dalam diskusi via konferensi video di Jakarta, Jumat (24/4/2020).

Hal itu dilakukan, kata dia, karena berbagai kerusakan lingkungan, termasuk kebakaran hutan dan lahan gambut, disebabkan oleh tindakan manusia.

Berdasarkan hal itu, BRG pada 2018 membuat program “Da’i Peduli Gambut” dan “Gereja Peduli Gambut” untuk membawa persoalan pelestarian dan restorasi gambut langsung ke akar rumput.

Dia mengatakan, dengan melatih para pemuka agama untuk perawatan gambut dengan tidak membakar, ingin dicapai pendekatan berbasis desa dengan menggunakan tokoh agama yang dipercaya oleh masyarakat.

Upaya pelestarian itu, katanya, juga dilakukan lewat penyusunan materi dakwah, dan mengasosiasikan praktik menjaga lingkungan dengan yang ada di kitab suci.

“Sejauh ini, BRG sudah melibatkan 257 orang dalam program Da’i Peduli Gambut, dan 104 orang pendeta untuk program Gereja Peduli Gambut,” kata dia.

Selanjutnya, diharapkan tidak hanya berhenti dalam pengajaran agama, tapi BRG ingin melakukan program pengaplikasian lanjutan di lapangan, seperti sekolah lapangan.

Sementara peneliti konservasi biologi, Fachruddin Mangunjaya, mengatakan pendekatan agama dilakukan karena cara konvensional tidak cukup untuk mendorong perawatan dan upaya restorasi gambut di desa-desa.

Lihat juga...