PAK HARTO TERPAKSA TINGGALKAN BUK TIEN YANG HAMIL 8 BULAN UNTUK PIMPIN PERTEMPURAN
Di tengah serangan agresi militer kedua Belanda pada tanggal 19 Desember 1948, Pak Harto pamit kepada Ibu Tien yang saat ini tengah hamil delapan bulan sekaligus berpesan.
“Buk, saya tidak bisa membawa ibuk karena saya harus langsung memimpin pertempuran ini. Kalau mau mengungsi, mengungsi saja ke selatan nanti akan bertemu dengan saya,” kata Presiden Kedua Republik Indonesia, Jenderal Besar HM Soeharto dalam video HUT ke-46 WEHRKREISE III.
Dalam penuturan Mbak Tutut Soeharto di akun medsosnya, saat Pak Harto melakukan Serangan Umum 1 Maret, ia belum berusia dua bulan. Sejak akhir Desember 1948 bapak terlibat perang mempertahankan kemerdekaan, menghadapi agresi Belanda II, sampai kemudian melakukan Serangan Umum 1 Maret 1949.
“Menurut Ibu, setelah menginjak usia tiga bulan, saya baru bertemu bapak. Tiga bulan sejak saya lahir, bapak baru bisa menggendong saya. Itulah pertemuan pertama saya sejak lahir. Karena waktu bapak dihabiskan jauh di luar rumah untuk berperang melawan Belanda,” tulis Mbak Tutut.