Kesenian Tradisional di Lamsel Sementara tak Bisa Pentas

Editor: Koko Triarko

LAMPUNG – Pandemi Coronavirus Disease (Covid-19) ikut berdampak pada pelaku dan pelestari kesenian tradisional di Lampung Selatan.

Sukoco, salah satu pengurus seni tari kuda lumping Sari Budoyo di Desa Pasuruan, Kecamatan Penengahan, menyebut wabah Covid-19 berimbas seni tari tidak bisa ditampilkan. Sebab, kesenian tersebut selalu mengundang keramaian.

Kesenian kuda lumping, menurutnya selalu ditampilkan dengan penabuh alat musik dan penari berjumlah puluhan orang. Seni tari yang selalu ditampilkan ketika ada hajatan pernikahan, khitanan dan acara melibatkan orang banyak tersebut sejak dua bulan terakhir tidak ditampilkan. Penampilan terakhir pada 2020, menurutnya dilakukan pada akhir Februari lalu.

Kepatuhan pada aturan tidak melakukan kegiatan keramaian, diakui Sukoco membuat kuda lumping tidak lagi ditampilkan. Ia menyebut para anggota kesenian tradisional Sari Budoyo juga telah memahami aturan tersebut, dan seluruh peralatan seni tari sementara disimpan pada gudang.

Sukoco, salah satu pengurus sanggar seni kuda lumping Sari Budoyo, di Desa Pasuruan, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan, Minggu (29/3/2020). -Foto: Henk Widi9

“Demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19, seni tari kuda lumping Sari Budoyo ikut mematuhi anjuran pemerintah melalui kepolisian, agar tidak melakukan kegiatan yang berpotensi menimbulkan kerumunan,” terang Sukoco, Minggu (29/3/2020).

Namun pembatasan dan penghentian sementara penampilan seni tari kuda lumping, menurutnya tidak mengurangi semangat para pelestari seni tradisional. Komunikasi antaranggota tetap terjalin melalui Grup WhatsApp. Penghentian latihan yang dilakukan setiap pekan, menurutnya tidak akan mengurangi semangat tetap melestarikan seni tradisional.

Lihat juga...